Logo

Ecoton Desak Pemkot Surabaya Keluarkan Kebijakan Sampah Sekali Pakai

Reporter:,Editor:

Kamis, 07 January 2021 06:20 UTC

Ecoton Desak Pemkot Surabaya Keluarkan Kebijakan Sampah Sekali Pakai

Kampanye bahaya sampah plastik. Dok: Ecoton

JATIMNET.COM, Surabaya - Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunaan plastik sekali pakai. 

Manager Kampanye Ecoton Tonis Afrianto menilai, kebijakan ini penting mengingat masih banyaknya temuan sampah plastik di sepanjang aliran sungai. "Selama ini plastik sekali pakai seperti tas kresek, sachet, Styrofoam, sedotan, popok, botol minum jumlahnya semakin meningkat dan tidak bisa didaur ulang," ujar Tonis dalam keterangan resminya, Kamis 7 Januari 2021. 

Ecoton beberapa bulan terakhir memang tengah aktif meneliti timbunan sampah dan pengaruhnya terhadap lingkungan, terutama wilayah sungai. Hasilnya, sampah plastik mendominasi perairan Sungai Kalimas, Kali Surabaya, hingga Sungai Wonokromo. 

Sebanyak 52 persen tumpukan sampah plastik, terdiri dari sampah popok bayi 21 persen, kantong plastik 16 persen, dan bungkus plastik 5 persen. Kemudian botol plastik 1 persen, plastik lainya seperti Styrofoam, tali, senar dan lain-lain mencapai 9 persen.

BACA JUGA: Pencemaran Sampah Plastik Masih Jadi Masalah, Pengendalian Harus Dipikul Bersama

Dampak dari sampah plastik ini tidak hanya di sekitar wilayah sungai, namun hingga pesisir Surabaya. Banyak biota laut yang mengandung mikroplastik. 

Dari sampel yang diambil akhir tahun lalu di perairan Gununganyar Tambak, perairan Tambak Wedi dan Pantai Nambangan Pantai Timur Surabaya menunjukkan jumlah kandungan mikroplastik 25-483 Partikel/100 liter. Tentunya itu bisa mengancam keamanan pangan laut (seafood) yang dihasilkan nelayan dan petambak di Surabaya.

Peneliti Mikroplastik Ecoton Eka Chlara Budiarti menyebut bahayanya bila biota laut sejenis ikan, udang atau kerang yang mengandung mikroplastik termakan manusia. "Ada tiga bahan berbahaya dalam mikroplastik yang menyebabkan problem reproduksi, berupa penurunan kualitas sperma manusia dan menapouse dini," kata Chlara.

Karenanya, alumnus jurusan kimia Undip ini menyarankan untuk mengurangi konsumsi seafood yang terkontaminasi mikroplastik.