Kamis, 19 March 2020 04:45 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Awal tahun di bulan ketiga, Maret 2020 Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto mencatat terdapat dua kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditemukan. Penurunan kasus DBD di Kota Mojokerto ini, tak lepas dari peran serta 1.625 kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik), yang dilaksanakan sejak tahun 2016 lalu.
"Kota Mojokerto konsisten melaksanakan pemeriksaan jentik setiap hari Jumat dari rumah ke rumah yang dilakukan oleh kader motivator. Di Kota Mojokerto ada 1.625 kader jumantik," kata Kepala Dinkes Kota Mojokerto, Christina, Kamis 19 Maret 2020.
Menurut dia, ada hal lebih penting yakni tidak masalah kesehatan saja, melainkan mengenai ventilasi rumah bagus apa tidak, juga perlu diperhatikan. “Sekarang ditambah dengan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN ini sudah terintegrasi, jadi tidak hanya melihat sarang nyamuk tapi kita juga melihat masalah lain," ungkap.
BACA JUGA: Penderita DBD di Jatim Meningkat, Kini Mencapai 1.759 Orang
Sebelumnya, Kota Mojokerto di tahun 2017 diminta sebagai narasumber di tingkat Asean karena dianggap berhasil menyelesaikan permasalahan DBD. “Untuk DBD lebih banyak dibanding DB, sampai saat ini kriteria DBD di Kota Mojokerto baru 2 kasus dan alhamdulillah tidak ada kematian. Kemarin, 2019 sebanyak 24 kasus, 2018 sebanyak 9 kasus," katanya.
Masih kata Indah, kasus DBD di Kota Mojokerto tahun 2018 ke 2019 naik karena Jawa Timur naik luar biasa. Namun Kota Mojokerto termasuk angka kesakitan per 100.000 penduduk (incidence Rate) paling kecil di Jawa Timur se-Indonesia. Menurutnya, rumah sakit dan puskesmas sudah melakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
"RS dan puskesmas sudah sesuai SOP yakni melakukan deteksi dini apa yang harus mereka lakukan sudah ada, salah satunya trombosit di bawah 100 itu mesti didiaknosa DBD. DBD harus ada dua parameter yang harus dipenuhi, demam, trombosit laboratorium turun dibawah 100 kemudian PCV Hematokrit naik lebih dari 5 persen, 10 persen, 20 persen," tandasnya.
Sementara, data Dinkes Kabupaten Mojokerto mencatat untuk sementara ada 49 penderita DBD di awal tahun 2020. Angka penderita DBD tersebut cenderung turun jika dibandingkan bulan Januari sampai Maret di tahun 2019 yakni berjumlah 185 orang.