Oknum Wartawan dan LSM Meresahkan Kades, Dandim 0817/Gresik Perintahkan Babinsa "Ngantor" di Kantor Desa
Diduga Melakukan Pemerasan Terhadap Kepala Desa

Reporter
Agus SalimRabu, 24 Mei 2023 - 09:00
Editor
Bruriy Susanto
Dandim 0817/Gresik, Letkol (Inf) Ahmad Saleh Rahanar bersama puluhan Babinsa nya melakukan audiensi bersama para Kepala Desa. Foto/Agus Salim
JATIMNET.COM, Gresik - Komadan Kodim 0817 Letkol (Inf) Ahmad Saleh Rahanar merespon keresahan para kepala desa yang mengaku diduga diteror dan diperas sekelompok orang yang mengaku sebagai wartawan dan LSM.
Salah satu respon orang nomor satu di Kodim Gresik ini, akan memerintahkan Babinsa (Bintara Pembina Desa) ngantor di pemerintah desa, dengan harapan tidak ada lagi teror kepada kepala desa.
"Babinsa mitra kerja pemerintah desa, kita akan perintahkan Babinsa ngantor di kantor desa. Harapannya sesuai arahan Pangdam dan Korem kami diminta untuk turun memberikan pendampingan," katanya saat mengunjungi kantor desa Kedamean, Gresik, Rabu 24 Mei 2023.
Dengan kehadirannya bersama ratusan prajuritnya (Babinsa) ia meminta para Kades tidak takut lagi menghadapi mereka, agar pemerintahan desa berjalan dengan normal dan mampu melayani masyarakat.
Babinsa diajak untuk bertemu dengan perangkat desa ini tujuannya agar mereka juga paham cara kerja wartawan yang diatur di dalam UU Pers dan ketentuan Dewan Pers, dan menjadi atensi Pangdam dan Korem.
"Kami hadir di tengah-tengah para Kades karena berita viral soal dugaan pemerasan Kades. Dan kasus ini memang mendapat perhatian serius Pangdam dan Korem," tambahnya.
Kenapa? lanjut Damdim 0817/Gresik, karena jika dibiarkan akan mengganggu pembangunan dan berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi di desa. Karena pembangunan berhenti akibat ulah dari pada oknum.
Ditegaskan Dandim, agar Kepala Desa tidak takut lagi dengan teror yang biasanya mengancam akan melaporkan (seolah-olah ada kasus) ke pihak aparat penegak hukum (APH).
Apalagi Kepala Desa mengatur masyarakat banyak, harus meratakan pembangunan dengan anggaran yang ada, belum lagi masyarakat yang tentu memiliki keinginan bermacam-macam.
"Nah di saat seperti ini mereka mencari-cari cari kesalahan kepala desa dengan membawa meteran lalu seolah-olah terjadi penyelewengan anggaran. Maka sekali lagi jangan takut," tandasnya.
Dandim juga mengakui jika selama ini sesuai hasil pemantuan dengan turun langsung kebawah, ke para Kades ternyata akibat teror dan ancaman yang ujungnya minta uang, menyebabkan para Kepala Desa enggan melakukan aktifitas di kantor desa.
Sehingga tidak sedikit Kades yang melayani warganya di warung. "Kita akui selama ini banyak Kades yang enggan ngantor di kantor desanya Karena sudah ditunggui mereka (gerombolan pemalak) untuk ditakut-takuti dan diancam seolah ada kasus. Ujungnya duit," pungkasnya.
Sebagai catatan, Dandim 0817/ bersama lima puluhan Babinsa ini dilakukan ke Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan Menganti, kemudian Kedamean dan juga AKD Kecamatan Driyorejo.