BKSDA Aceh Usir Gajah dari Pemukiman Warga

Rochman Arief

Reporter

Rochman Arief

Minggu, 10 Februari 2019 - 12:51

bksda-aceh-usir-gajah-dari-pemukiman-warga

Ilustrasi: Gilas Audi

JATIMNET.COM, Banda Aceh – Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menggiring kawanan gajah liar sumatera (elephas maximus sumatranus) ke kawasan hutan di Gampong (desa) Negeri Antara, Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.

“Tim BKSDA Aceh berupaya menjauhkan kawanan gajah liar itu dari pemukiman warga,” kata Kepala Conservation Response Unit (CRU) Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan, Syahrul Rizal, Minggu 10 Februari 2019.

Menurutnya, kawanan gajah itu berjumlah 32 ekor dan sejak lima hari lalu merusak kebun warga di Gampong Negeri Antara, Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.

“Gajah liar itu sudah berada di belakang rumah warga di Gampong Negeri Antara dan Singah Mulo. Agak sulit digiring karena kawanan gajah liar itu di antaranya membawa anak,” ujar Syahrul.

BACA JUGA: Gajah Tanpa Gading Ditemukan Mati Di Aceh

CRU DAS Peusangan dari BKSDA Aceh membawahi wilayah Kabupaten Bener Meriah, Gayo Lues dan Bireuen, akan terus menggiring kawanan gajah itu ke kawasan Sungai Peusangan dan hutan lindung.

Ini bukan kali pertama BKSDA Aceh menggiring gajah menjauh dari pemukiman warga. Pada Desember 2018 silam, BKSDA menggiring seekor gajah yang tersesat di perkebunan sawit di Kota Subulussalam, Provinsi Aceh.

Seorang warga Gampong Negeri Antara, Ismail mengaku kawanan gajah liar itu merusak belasan hektar kebun warga dan belum ada upaya pencengahan dari pemerintah setempat.

BACA JUGA: BKSDA Aceh Lepas Gajah Ke Hutan Lindung

“Keseluruhan ada 32 ekor gajah liar dan telah merusak belasan hektar kebun lahan pertanian yang meliputi, durian, pinang, pisang hingga tanaman palawija dan tanaman lainnya,” katanya.

Dia menambahkan kawanan gajah liar tersebut kerap merusak lahan pertanian warga. Menurutnya konflik dengan gajah sangat merungikan petani hingga menyebabkan lahan perkebunan rusak.

Ismail meminta pemerintah turun tangan agar konflik dengan satwa liar ini tidak berkepanjangan. Apabila tidak ada kepastian penanganan, lahan pertanian terancam tidak bisa panen. (ant)

Baca Juga