Rabu, 06 March 2019 09:53 UTC
Mahalnya biaya jasa kepelabuhanan di Indonesia menyebabkan peringkat Logistic Performance Index ada di peringkat 46. Foto: Dok
JATIMNET.COM, Jakarta – Pelabuhan di Indonesia masih memiliki daya saing yang rendah dibanding dengan negara lain. Dua hal yang menyebabkan rendahnya daya saing adalah mahalnya biaya logistik dan dwelling time (waktu bongkar muat) yang masih masih lama.
“Menurut data World Bank tahun 2018 biaya logistik Indonesia kurang lebih 25 persen dari PDB. Angka itu masih jauh dengan Vietnam dan Malaysia yang biaya logistiknya sekitar 13–15 persen dari PDB,” kata Staf Khusus Menhub Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Wihana Kirana Jaya, Rabu 6 Maret 2018.
Dia menambahkan Indonesia seharusnya bisa menjadi pemain utama dalam industri pelabuhan dan pelayaran. Sebab sejauh ini Indonesia tercatat sebagai negara maritim dan 40 persen perdagangan logistik dunia melewati perairan Indonesia.
BACA JUGA: Otoritas Pelabuhan Berlakukan Transaksi E-Ticketing
“Indonesia seharusnya lebih unggul, sehingga harus mampu menguasai teknologi. Pada saat Indonesia menguasai tekonologi dan logistik, maka bisa memanfaatkan potensi maritimnya dengan baik," katanya.
Dalam rangka peningkatan daya saing pelabuhan Indonesia terhadap pelabuhan di negara lain, gebrakan Revolusi Industri 4.0 sangat dibutuhkan. Hal ini bisa membuka pintu bagi teknologi baru inovatif yang dapat dimanfaatkan melalui "Big Data" pelabuhan. Selanjutnya dapat diintegrasikan pada lembaga-lembaga terkait.
Kementerian Perhubungan, katanya, telah memulai gerakan digitalisasi. Salah satunya dengan mengembangkan sistem Inaportnet sebagai wujud digitalisasi alur logistik.
BACA JUGA: Sampah Plastik hingga Kondom Bekas Mengapung di Tepi Pelabuhan
Sistem Inaportnet pada 2019 akan disinergikan dengan lembaga dan kementerian lain seperti Bea Cukai (Kementerian Keuangan). Sistem Inaportnet saat ini versi 2.0 yang dilengkapi dengan fitur delivery order online (DO Online) di 16 pelabuhan.
“Kami berharap digitalisasi bisa mendorong percepatan layanan yang berdampak pada peningkatan produktivitas di pelabuhan, bongkar muat kapal, maupun transparansi bagi pemilik barang," katanya
Adanya revolusi industri 4.0 di sektor pelabuhan dan pelayaran dapat membawa logistik Indonesia yang lebih efisien dan berdaya saing yang dapat dilaksanakan dengan kolaborasi antara universitas, pemerintah, swasta, masyarakat, dan media, sebagai langkah konkrit mendorong digitalisasi di sektor pelabuhan.