Sabtu, 19 February 2022 09:40 UTC
RICUH. Kericuhan yang terjadi di salah satu TPS Pilkades di Desa Curahsawoh, Kec. Gending, Kab. Probolinggo, Kamis, 17 Februari 2022. Foto: Repro Facebook
JATIMNET.COM, Probolinggo – Beredar video singkat di jejaring media sosial yang menampilkan situasi ricuh dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Probolinggo, Kamis, 17 Februari 2022.
Video berdurasi sekitar 25 detik tersebut diketahui terjadi di TPS 2 Balai Desa Curahsawo, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Dalam rekaman gambar, tampak aksi kericuhan terjadi.
Beberapa orang terlihat terlibat kontak fisik disertai teriakan oleh warga sekitar. Menurut informasi yang dihimpun, kericuhan terjadi karena adanya gesekan antara pendukung calon kepala desa dari nomor urut 1 Nikmatul Iza dan nomor urut 2 Suwaji.
Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi membenarkan kericuhan antara pendukung calon kepala desa tersebut. Hanya saja, kericuhan terjadi bukan antar pendukung calon.
BACA JUGA: Pilkades Probolinggo, Petahana Tumbang, Timses Aksi Cukur Gundul
Arsya mengungkapkan peristiwa bermula sewaktu suami calon kades nomor urut 1 berinisial H hadir dalam penghitungan suara di TPS 2 tersebut. Ketegangan terjadi setelah pendukung nomor urut 2 melontarkan kata-kata yang menyinggung H secara pribadi.
"Mendengar itu, saudara H lantas berlari menghampiri pihak bersangkutan dengan maksud klarifikasi. Akan tetapi saat itu, H dikejar oleh pendukungnya sendiri dan dihalau petugas keamanan, sehingga tidak terjadi benturan fisik antara dua kubu tersebut," kata Arsya, Sabtu, 19 Februari 2022.
Setelah peristiwa itu, proses penghitungan suara tetap dilanjutkan sampai selesai dan berlangsung aman dan hasilnya diterima oleh kedua kubu calon kepala desa.
Arsya menyampaikan dari sekitar 1.537 TPS yang telah melangsungkan pemilihan, belum ada satupun insiden yang menyebabkan tidak terlaksananya Pilkades.
BACA JUGA: 1.500 Personel Gabungan Amankan Pilkades di Kabupaten Probolinggo
"Saya tegaskan dalam pelaksanaan Pilkades Probolinggo tidak ada insiden apapun yang menyebabkan tidak terlaksananya Pilkades. Semuanya berjalan aman, tertib, dan tidak adanya insiden yang menyebabkan tidak terlaksanakan pemungutan suara," tutur Arsya.
Terkait ketidakpuasan beberapa pihak, Arsya menyebut telah melakukan upaya penggalangan bersama panitia Pilkades kabupaten, kecamatan maupun desa dan seluruhnya telah bersinergi sebagai tim.
"Jadi hal-hal yang tidak dipuaskan oleh masyarakat sudah bisa kami tampung dan sekarang masyarakat sudah terjelaskan dan sudah memahami permasalahan yang terjadi," kata Arsya.
Hanya saja, menurut Arsya, setelah Pilkades digelar, ada beberapa hoaks yang disebarkan orang-orang tak bertanggung jawab dan menyebabkan massa akhirnya tergerak meminta klarifikasi.