Logo

Beras Banyuwangi Langganan Surplus, Jokowi Minta Diekspor

TPID Banyuwangi Terbaik se-Jawa dan Bali
Reporter:,Editor:

Rabu, 25 August 2021 14:20 UTC

Beras Banyuwangi Langganan Surplus, Jokowi Minta Diekspor

BERAS. Stok beras di gudang Bulog Ketapang, Banyuwangi, April 2021. Foto: Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan arahan terkait beras asal Banyuwangi yang memiliki jumlah produksi tinggi dan langganan surplus atau berlebih. Dia mengarahkan agar surplus beras dari Banyuwangi dan daerah lain untuk disiapkan pasar ekspornya.

Jokowi mengatakan permintaan ekspor beras organik dan nonorganik sangat besar dan jadi peluang pasar. Di Banyuwangi saja, surplus beras per tahun sangat tinggi, di kisaran 325 ribu ton.

"Seperti surplus beras di Banyuwangi dan di daerah lainnya bisa segera disiapkan pasar ekspornya. Saya juga telah meminta Menteri Perdagangan dan Bulog, produksi beras yang berlebih dari kebutuhan konsumsi masyarakat di berbagai daerah bisa disiapkan pasar ekspornya," kata Jokowi, Rabu, 25 Agustus 2021.

BACA JUGA: Beras Organik Banyuwangi Ditarget Tembus AS dan Jerman

Dia mengatakan produk makanan saat ini sedang banyak dibutuhkan pasar ekspor yang menjadi peluang bagi Indonesia. Bila produk makanan dari daerah bisa terjual secara ekspor akan mampu memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

Jokowi juga mengarahkan agar produk makanan dari daerah agar dijual di pasar daring atau marketplace. Dia juga menyebutkan beberapa contoh marketplace yang bisa menjadi tempat berjualan produk makanan daerah secara daring.

"Platform-platform digital seperti Tanihub, Sayurboks, Sayurku, dan lainnya bisa mempercepat dan menjangkau pasar lebih luas," kata dia.

BACA JUGA: Beras Organik Banyuwangi Tembus Pasar Italia

Jokowi menyampaikan arahannya dalam Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2021 yang digelar secara daring. Dalam kesempatan itu, TPID Kabupaten Banyuwangi dinyatakan sebagai TPID kabupaten atau kota terbaik di Jawa dan Bali.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember Hestu Wibowo mengatakan TPID Banyuwangi memiliki inovasi dalam menjalankan fungsinya. Dia mengapresiasi digitalisasi bidang pertanian di Banyuwangi dan sinergi pemangku kepentingan dalam pengendalian inflasi.

"Ada komitmen kuat dari stakeholder seperti Bupati, Kepala Bulog (Banyuwangi), kepala perbankan, selalu intens dalam proses-proses high level meeting. Stakeholder di Banyuwangi mampu bahu-membahu dalam pengendalian inflasi," kata Hestu.