Jumat, 27 March 2020 12:50 UTC
TAK JUMATAN. Pengurus Masjid Jami Sabilul Huda, Desa Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, meniadakan salat Jumat, 27 Maret 2020, untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Pengurus Masjid Jami Sabilul Huda, Desa Pacing, Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto, meniadakan salat Jumat, 27 Maret 2020, untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Keputusan itu diambil mengingat jemaah masjid setempat di setiap salat Jumat berjumlah ribuan. Sebab masjid ini berada di Jalan Raya Pacing yang merupakan jalur penghubung Kabupaten Mojokerto dengan Pasuruan dan Sidoarjo.
Jemaah masjid setempat tak hanya warga setempat namun banyak dari luar kota. Sehingga jika salat Jumat dengan jumlah jemaah banyak rentan penularan Covid-19.
BACA JUGA: Tangkal Corona, Jemaah Salat Jumat di Gresik Baca Qunut Nazilah
Peniadaan salat Jumat tersebut sesuai surat edaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai pencegahan mewabahnya Covid -19.
Tamir Masjid Jami Sabilul Huda, Abdul Kholik Nawawi, menjelaskan peniadaan salat Jumat baru kali ini dilakukan. "Untuk sementara kita liburkan (tiadakan) demi keselamatan pasalnya penyebaran virus Covid 19 sangat cepat," katanya. Sebagai gantinya, masyarakat diimbau salat Duhur di rumah masing-masing.
Pihaknya khawatir dengan banyaknya jemaah salat terutama dari luar kota, berpotensi terjadi penularan jika ada jemaah yang ternyata positif. "Saya khawatir nanti ada yang terpapar, masjid ini ada di jalan protocol sehingga yang Jumatan tidak hanya dari warga sini, tapi dari daerah jauh juga," katanya.
BACA JUGA: Cegah Virus Corona, Salat Jumat di Masjid Al-Akbar Surabaya Digelar Tanpa Karpet
Meski salat Jumat ditiadakan, pihaknya masih tetap memperbolehkan jemaah melaksanakan salat wajib lima waktu. Hanya saja, pihak masjid sudah melakukan antisipasi dengan penyekatan barisan salat antar jemaah.
"Kalau salat wajibnya tetap dikerjakan. Saya pisah satu meter seperempat jaraknya. Cuman memang sedikit sekali jemaahnya turun sampai 60 persen. Untuk salat Duhur hari Jumat di rumah masing-masing," kata Kholik.
Sementara itu, takmir masjid tidak mengetahui sampai kapan pelaksanakan salat Jumat ditiadakan.
"Saya tidak bisa memperkirakan sampai kapan. Menunggu dari pemerintah, kalau perintahnya sudah menganggap tidak berbahaya, sudah aman, kita laksanakan salat Jumat lagi," ucapnya.