Kamis, 17 January 2019 15:46 UTC
Kapal penyeberangan selat bali bersandar di pelabuhan LCM Ketapang. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - PT ASDP Ketapang memahami tersambungnya Tol Merak-Banyuwangi bakal menimbulkan dampak terhadap peningkatan pengguna tol tersebut. Untuk mengantisipasinya, penyelenggara penyeberangan di Selat Bali merencanakan beberapa upaya.
General Manager PT ASDP Ketapang Capt Solikin memperkirakan peningkatan jumlah penumpang libur Natal dan tahun baru lalu sebagai bagian dampak meningkatnya pengguna jalan tol.
Ada beberapa langkah yang akan dilakukan mulai dari penambahan pintu loket, memprioritaskan kapal besar di peak season, mempercepat keberangkatan, serta memaksimalkan buffer zone ketika terjadi penumpukan.
"Biasanya jatah waktunya 32 menit untuk bongkar muat kapal yang sandar di dermaga. Nanti kalau low tidak harus penuh, bongkar lalu muat langsung cabut," kata Solikin, Kamis 17 Januari 2019.
Dia mengatakan belum berencana menambah dermaga pelabuhan, karena lebih memilih fokus pada peningkatan pelayanan pada penumpang dari masalah ticketing, saat tunggu, hingga akses penumpang bersama barang bawaan mereka.
Masa libur Natal dan tahun baru kemarin diwarnai peningkatan jumlah penyeberangan kendaraan roda 4 atau lebih hingga 6,85 persen daripada tahun lalu.
Kendaraan roda 4 atau lebih yang menyeberang dari dan ke Bali saat Natal dan tahun baru mencapai 127.085 unit, lebih banyak dari tahun lalu 118.938 unit.
BACA JUGA: Tol Trans Jawa Bisa Pangkas Biaya Mudik
Direktur Jendral Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan pengguna jalan tol di Pulau Jawa meningkat selama Natal dan tahun baru.
Bila rata-rata pengguna jalan tol di Jawa meningkat 28 persen, di tol Cawang – Cikampek mencapai 100 persen, dari 5 ribu unit kendaraan menjadi 10 ribu unit kendaraan per hari.
“Keberadaan jalan tol trans Jakarta-Surabaya saat musim libur Natal dan tahun baru itu, ternyata berpengaruh pada perilaku berlalu lintas masyarakat,” kata Budi saat mengunjungi terminal terpadu Kabupaten Banyuwangi belum lama ini.
Dia menjelaskan sebagian masyarakat sekarang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum, seperti bus, kereta api, dan juga pesawat. Sementara pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi hingga saat ini, masih dalam tahap pembebasan lahan.
Jatimnet pernah mewawancarai sebuah keluarga yang menempuh perjalanan darat dari Jakarta hingga Banyuwangi. Feri (36), seorang pengusaha di Jakarta, bersama 5 anggota keluarganya berlibur mengendarai mobil dengan tujuan Seminyak, Bali, menjelang libur lebaran, Selasa 12 Juni 2018.
Menempuh Jakarta-Semarang kemudian dilanjutkan Semarang-Surabaya, saat itu Feri mengaku perjalanannya lancar dengan kecepatan rata-rata 140 kilometer per jam. Pulangnya mereka mengambil rute Malang-Yogyakarta-Solo- Jakarta. "Karena anak libur, saudara libur, kondisi sudah ada tol, jadi bisa kumpul keluarga trip keliling Jawa," katanya.