Rabu, 22 December 2021 11:40 UTC
TES USAP. Petugas medis di Surabaya melakukan tes usap PCR. Foto: Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya berusaha mengantisipasi masuknya sebaran mutasi Covid-19 varian Omicron yang saat ini sudah terdeteksi dan masuk ke Indonesia. Kemudian selanjutnya dilakukan pelacakan (tracing) secara berkala untuk mencari temuan kasus baru Covid-19.
Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita meminta seluruh lapisan masyarakat untuk memperketat protokol kesehatan (prokes). Pengetatan prokes tersebut harus tetap dilakukan, baik saat berkegiatan maupun saat berada di dalam rumah.
“Tetap kita perketat penerapan protokol kesehatan, kemudian kita juga melakukan tracing,” kata Febria, Rabu, 22 Desember 2021.
Oleh karena itu, meskipun angka kasus positif Covid-19 di Kota Surabaya sudah mulai melandai, dia bersama jajarannya terus aktif melakukan tracing, seperti pelaksanaan swab 10 persen pegawai di lingkungan kantor pemerintahan dan kantor swasta.
BACA JUGA: Deteksi Covid-19, Pemkot Surabaya Tes Usap Karyawan Perusahaan
“Minimal 10 persen dari institusi harus kita tes, jadi memang kita mencari ada yang positif atau tidak," ia menerangkan.
Dari hasil tracing tersebut apabila ditemukan kasus positif Covid-19, Dinkes Surabaya melalui Puskesmas setempat akan meminta pasien terkonfirmasi positif Covid-19 untuk melakukan isolasi. Harapannya, agar virus tersebut tidak mudah menyebar dan menimbulkan lonjakan Covid-19.
“Surabaya tidak ada (Omicron). Sampai hari ini Surabaya belum ada laporan, hanya (mutasi) Delta,” ia mengungkapkan.
Selain itu, seluruh jajarannya telah siap untuk mencegah, mengantisipasi, hingga melakukan penanganan terhadap varian mutasi Covid-19. Bahkan, saat ini seluruh rumah sakit dan rumah sakit darurat di Kota Surabaya sedang dalam status waspada terhadap mutasi varian Covid-19 tersebut.
“Rumah sakit itu semuanya waspada dan kita siap, tapi mudah-mudahan tidak terisi,” ia menuturkan.
BACA JUGA: Antisipasi Lonjakan Covid-19, 10 Persen ASN Pemkot Surabaya di Tes Swab
Sedangkan, untuk mengantisipasi mutasi varian virus dari wisatawan asing dan Pekerja Migran Indonesia (PMI), pihaknya akan melakukan karantina atau isolasi sebelum masuk Surabaya atau saat hendak pulang ke daerahnya masing-masing.
“Harus karantina, jadi harus ada di perbatasan. Kalau ada dari luar negeri (warga asing atau PMI) kita (lakukan) karantina,” ia menegaskan.
Meski demikian, untuk capaian vaksin di Kota Surabaya sudah mencapai 100 persen lebih, baik untuk vaksin dosis satu dan dosis dua. Sebab, pelaksanaan vaksinasi tersebut akan terus digelar.
“Anak-anak juga hampir 100 ribu dosis yang sudah disuntikkan, pelaksanaan vaksin tidak berhenti. Makanya warga harus menjaga prokes, Insyaallah kalau kita taat mudah-mudahan virus ini bisa pergi,” ia memaparkan.