Kamis, 29 September 2022 02:20 UTC
Warga hendak keluar dari Puskesmas Banyuanyar, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang.
JATIMNET.COM, Sampang - Anggaran kegiatan pencegahan stunting di Kabupaten Sampang, Madura pada tahun 2022 mencapai Rp 8.013.000.000.
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Sampang, Abdullah Najih menyampaikan, anggaran program penanganan stunting bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan langsung dari pemerintah pusat untuk kegiatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Dana miliaran tersebut diperuntukkan dalam dua jenis kegiatan yakni kegiatan fisik dan nonfisik. Kegiatan fisik dianggarkan Rp 613 juta sementara untuk nonfisikinya Rp 7,4 miliar," katanya, Kamis 29 September 2022.
Ia menjelaskan, dana BOKB digunakan untuk operasional pelayanan KB, operasional kampung KB, balai penyuluh, dan kegiatan audit kasus stunting. Dikatakan, keberhasilan penurunan angka stunting berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 Sampang mencapai 17,2 persen.
Baca Juga: Surabaya Ditargetkan Akhir Desember 2022 Jadi Zero Stunting
Angka itu terendah se Madura, bahkan menyamai angka stunting Kota terbaik secara nasional, yakni sama dengan Yogyakarta. Diakuinya, setiap tahun angka stunting di Sampang memang mengalami penurunan, terhitung dari empat tahun yang lalu, mulai dari 2018 hingga 2021.
Sedangkan untuk 2022 datanya masih belum keluar, namun pihaknya tetap optimis jika di tahun ini angka stunting kembali turun, meski tidak signifikan. "Untuk 2018 turunnya angka stunting di Sampang mencapai 47,9%, 2019 34,39 %, dan 2021 17,2%," imbuh dr. Abdullah Najich.
Kendati demikian, penurunan angka stunting tidak terlepas dari beberapa upaya yang telah dilakukan, terutama koordinasi dengan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau intansi lain, seperti dengan Kemenag Sampang, agar memberikan arahan kepada masyarakat tidak nikah di usia dini.
Pernikahan usia dini termasuk salah satu faktor terjadinya stunting terhadap anak atau keturunan. "Termasuk kami juga melakukan pemeriksaan gizi terhadap masyarakat sebelum menjalankan pernikahan, begitupun dilanjutkan pemeriksaan pada saat hamil," terangnya.
Baca Juga: Pernikahan Dini Berisiko Lahirkan Anak Stunting
Tak hanya itu, sinergitas terhadap dinas lainnya juga digalakkan seperti Dinas Pertanian berupa mendorong masyarakat untuk gemar makan ikan, serta Dinas Sosial di sektor pendataan warga miskin.
Langkah yang bisa dilakukan masyarakat agar bayi yang dilahirkan tumbuh dengan sehat dan cerdas, diantaranya lakukan pemeriksaan calon pengantin dan konsumsi makanan yang mengandung nutrisi seimbang, menyusui dan ASI eksklusif, imunisasi, sanitasi dan akses air bersih, memberikan vitamin A, dan memberi suplemen.
"Jadi untuk menurunkan angka stunting ini tidak bekerja sendiri dan kami juga perlu kesadaran semua masyarakat bersama-sama menekan angka stunting di Sampang," pungkasnya.