Logo

Anak yang Lahir di Pengungsian Erupsi Gunung Semeru Secepat Mungkin Dibuatkan Akta Kelahiran

Reporter:,Editor:

Kamis, 30 December 2021 12:20 UTC

Anak yang Lahir di Pengungsian Erupsi Gunung Semeru Secepat Mungkin Dibuatkan Akta Kelahiran

Anak-anak yang berada di pengungsian Oro Oro Ombo 02, Pronojiwo, Lumajang,. Foto: Restu

JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur (Jatim) memastikan bahwa layanan administrasi kependudukan bagi korban erupsi Gunung Semeru yang hilang cepat diurus oleh Dispendukcapil Kabupaten Lumajang.

“Di saat-saat pertama kita juga terjunkan tim kependudukan untuk memastikan layanan administrasi kependudukan yang hilang cepat diurus oleh Lumajang, dan ternyata memang sudah otomatis. Jadi mereka yang kehilangan identitas itu bisa dicetak kembali dengan mudah tanpa menunggu hari,” kata Kepala Dinas DP3AK Provinsi Jatim Dra. Restu Novi Widiani.

Ia pun memastikan bahwa sampai sejauh ini berjalan baik dan tidak ada kesulitan untuk pencetakan kependudukan. Bahkan yang mungkin belum terekam itu juga bisa langsung perekaman di tempat, dan anak yang terlahir di pengungsian juga secepat mungkin dibuatkan akte kelahiran.

“Jadi saya rasa ini adalah kekuatan kependudukan di masing-masing daerah. Kita provinsi hanya memantau pelaksanaannya dan memastikan,” ia menegaskan.

Baca Juga: Demi Penghasilan, Ini Pengakuan Slamet Nekat di Penambang Pasir di Lereng Gunung Semeru

Lebih lanjut, selain memastikan masalah kependudukan, DP3AK Jatim bersama OPD lain juga sudah memastikan ada data terpilah dan keberpihakan terhadap sarana-sarana perempuan dan anak di pengungsian erupsi Gunung Semeru, sehingga mereka tetap aman dan nyaman berada di sana.

“Nanti kita akan bersama-sama OPD lain tentunya akan terus menghibur dan memberikan wawasan, kita tidak bisa sendirian untuk memastikan perempuan-perempuan dan anak-anak ini tetap tangguh, nanti kita leadingnya BPBD. Tentunya apa yang bisa kita lakukan sekarang mungkin layanan dukungan psikososial, itu yang utama,” ia menjelaskan.

Novi pun mengingatkan kepada para pengungsi erupsi Gunung Semeru khususnya para orang tua agar tetap menjaga dengan menjadi polisi untuk dirinya sendiri dan keluarganya. Ia mencontohkan, misalnya dengan menjaga putra-putrinya agar tidak terpisah, dan agar putra-putrinya tetap mengikuti kegiatan positif di sela-sela pengungsian.

Baca Juga: Kisah Korban Erupsi Semeru yang Kehilangan Istri dan Ibu Mertua

“Dan kita pastikan ibu yang punya bayi juga tetap menyusui bayinya dengan aman dan tetap memperhatikan gizinya. Kebetulan juga pemerintah sudah hadir secara khusus memberikan makanan untuk bayi dan balita. Jadi ibu tetap berperan sebagai ibu sebagaimana biasanya, hanya pindah tempat saja,” ia menegaskan.

Sementara bagi ibu-ibu hamil di pengungsian, Novi meminta kepada para suami agar siaga dan tidak boleh jauh dari istrinya, untuk memastikan sang istri melahirkan di tempat yang aman.

“Kita memberikan perhatian ekstra khusus untuk ibu-ibu hamil di pengungsian. Kita juga selalu berkoordinasi dan Dinas Kesehatan sudah sigap seperti itu, sebagaimana yang sudah diberitakan sudah terlahir beberapa anak yang aman dan selamat,” ia memungkasi.