Logo

Anak Korban Pembunuhan di Banyuwangi Ungkapkan Kasih Sayang Keluarga lewat Tulisan Ini

Reporter:,Editor:

Jumat, 15 November 2024 01:00 UTC

Anak Korban Pembunuhan di Banyuwangi Ungkapkan Kasih Sayang Keluarga lewat Tulisan Ini

Tulisan ungkapan kasih sayang anak korban pembunuhan dan kekerasan seksual di Banyuwangi pada keluarga yang ditulis di dinding rumah korban tiga hari sebelum ditemukan meninggal dunia. Foto: Hermawan

JATIMNET.COM,  Banyuwangi – Tiga hari sebelum tewas dibunuh dan mengalami kekerasan seksual, siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) berusia 7 tahun di Kabupaten Banyuwangi mengungkapkan kasih sayang kepada keluarganya. 

Hal itu tampak dari tulisan dan gambar hasil karya korban di dinding rumahnya yang menuliskan namanya beserta mama, papa, dan kakaknya disertai tanda hati. 

“Sebelum meninggal, dia nulis ini (tulisan dan gambar). Sekarang jadi kenang-kenangan bagi kami,” ujar kakek korban, Sutrisno, Kamis, 15 November 2024. 

BACA: Menteri PPPA Kunjungi Keluarga Anak Korban Kekerasan Seksual di Banyuwangi, Ini Pesannya

Baginya, cucu perempuannya itu adalah anak yang manis dan disayangi seluruh anggota keluarganya karena sifat baiknya yang suka membantu mencuci bahkan membuatkan kopi untuk kakeknya. 

“Kami sayang dia. Masnya dan saya kalau dapat jajan dari pengajian tidak pernah dimakan. Masnya saya suruh makan tidak mau, katanya untuk (korban). Jajan saya juga, kami jadikan satu,” katanya. 

Sutrisno juga mengenang korban sebagai anak salihah yang rajin pergi ke masjid saat magrib dan subuh. Ia dengan semangat pergi salat subuh dengan kakek dan neneknya. 

Bahkan dua hari sebelum meninggal, korban dibelikan mukena baru oleh neneknya setelah mukena sebelumnya hilang. 

“Dia senang sekali, dia sampai lari-lari saking senangnya karena mukena akan digunakan berjemaah di masjid. Mukena belum dipakai, dia meninggal,” tutur Sutrisno. 

BACA: Siswi di Banyuwangi Diduga Jadi Korban Pemerkosaan dan Pembunuhan

Tak hanya itu, Sutrisno juga menceritakan selama tiga hari sebelum meninggal, korban sering menanyakan keberadaan surga. 

“Kata bunda (guru) di sekolah, rajin salat akan masuk surga, di surga banyak taman, dia tanya bagaimana tamannya, kakek tidak bisa jelasin. Besok nanya lagi,” ujarnya. 

Kini, kakek dan keluarga korban hanya berharap pelaku segera ditemukan dan mendapatkan hukuman seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku. 

“Harapannya semoga pelaku dapat ditangkap secepatnya biar kami dapat keadilan,” katanya.