Selasa, 01 December 2020 07:00 UTC
Guguran lava pijar Gunung Semeru terlihat dari Desa Pranajiwo, Lumajang, Jawa Timur, Rabu (4/3). ANTARA FOTO/Umarul Faruq yang tayang di suara.com
JATIMNET.COM, Surabaya - Meningkatnya aktivitas Gunung Semeru dalam beberapa hari terakhir membuat sekitar 500-an warga diungsikan. Warga yang berada dalam radius 10 kilometer dari Semeru telah dievakuasi.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur Yanuar Rachmadi menyebutkan seluruh warga dievakuasi di Lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
"Korban jiwa nihil, sedangkan korban luka masih dalam pendataan," ujar Yanuar tertulis, Selasa 1 Desember 2020.
BPBD Jawa Timur, kata dia, telah mengirimkan 10 personil Tim Rekasi Cepat (TRC) ke wilayah sekitar lereng Gunung Semeru. Mereka dibekali sejumlah peralatan seperti, satu unit light tower, dua tenda pengungsi, satu tenda pantau, satu tenda keluarga, dua unit chainsaw, dan sepuluh unit fieldbed.
Selain itu, tim ini juga membawa bahan makanan diantaranya, satu ton beras, 500 box mie instan, 200 liter minyak goreng, dan 120 paket tambahan gizi, serta 20 liter handsanitzer, 20 disinfektan, dan 5 ribu masker.
"Tidak hanya BPBD, Dinas Sosial Jatim juga memberi dukungan peralatan dan bantuan logistik," ungkapnya.
Sementara dalam siaran persnya, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan laporan dari BPBD Lumajang, sebanyak 550 warga mengungsi. Hingga pukul 09.00, pengungsian tersebar di dua titik, yaitu di pos pantau sebanyak 300 jiwa. Sedangkan sisanya di Desa Supiturang.
"TRC BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker," kata Raditya.
Sejauh ini informasi yang didapat, ada beberapa titik yang berpotensi terdampak aktivitas vulkanik. Diantaranya, Desa Supiturang, Desa Oro-oro Ombo dan Rowobaung di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro.
"Sejumlah desa itu berada di Kabupaten Lumajang," tegasnya.
PVMBG, kata dia, merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1 kilometer dan wilayah sejauh 4 kilometer di sektor lereng selatan-tenggara, yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru (Jongring Seloko).
