Sabtu, 27 October 2018 07:47 UTC

Ilustrasi
JATIMNET.COM, Lebak - Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Suparno mengatakan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga kini sudah terserap Rp 200 triliun untuk membantu permodalan bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Kami yakin dana KUR itu dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan," kata Suparno saat menghadiri Peringatan Hari Koperasi ke-71 Provinsi Banten yang dipusatkan di Kabupaten Lebak, Sabtu, 27 Oktober 2018.
Pelaku UMKM yang berkembang di masyarakat tentu sangat terbantu adanya penyaluran dana KUR. Penyaluran KUR sebesar Rp 200 triliun itu dikenakan bunga tujuh persen di 2018. Para pelaku UMKM mendapatkan dana KUR melalui perbankan yang ditunjuk pemerintah, diantaranya bank-bank di bawah naungan BUMN.
"Bunga pengembalian KUR sebesar tujuh persen merupakan kebijakan pemerintah atas perintah Presiden kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian," katanya menjelaskan. Menurut dia, saat ini pelaku UMKM di Indonesia mengalami kemajuan pesat, bahkan banyak produk UMKM ekspor ke
luar negeri.
Ia mencontohkan ada pelaku UMKM gula semut dan kerajinan bambu asal Kabupaten Lebak mampu ekspor ke sejumlah negara di Asia, Eropa, Amerika Serikat, dan Australia. Keberhasilan pelaku UMKM itu, tidak lepas dari peran serta dana KUR yang disalurkan pemerintah.
Kementerian Koperasi dan UKM terus mengoptimalkan pembinaan kepada pelaku UMKM agar usaha mereka produktif dan berkembang. Berkembangnya UMKM dapat mendongrak pertumbuhan ekonomi masyarakat serta penyerapan
lapangan pekerjaan. "Kami terus mendorong pelaku UMKM dapat menyerap dana KUR karena bunga pengembalian relatif kecil hingga tujuh persen," katanya.
Lebih jauh ia mengatakan pelaku UMKM hingga kini tidak terkena dampak gejolak nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, karena kebanyakan mereka menggunakan bahan baku lokal. "Kami melihat langsung pada pameran UMKM yang berlangsung di Kabupaten Lebak cukup berkembang," katanya.
Anwar (55), seorang perajin gula semut warga Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak mengaku setiap bulan mengekspor gula semut ke Australia antara 20-30 ton. Saat ini, permintaan gula semut di Australia cukup tinggi untuk memenuhi permintaan hotel, pasar swalayan, juga produsen aneka makanan di negara itu.
Ia mengatakan tingginya permintaan pasar ekspor itu setelah mengikuti pameran produk gula semut Lebak di Belanda yang disponsori perusahaan eksportir dari Jakarta. "Kami merasa bangga komoditas lokal itu bisa menembus pasar ekspor," ujarnya.
