Kamis, 04 February 2021 09:40 UTC
BANJIR: Padi yang terendam air banjir di Kelurahan Pakunden, Ponorogo, Kamis 4 Februari 2021. Foto: Gayuh
JATIMNET.COM, Ponorogo – Hujan deras yang mengguyur Ponorogo pada Rabu 3 Februari 2021 sore membuat 83 hektare sawah petani yang ditanami padi terpendam air banjir dan terancam puso atau gagal panen.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Holtikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Ponorogo, Medi Susanto merinci beberapa sawah yang terendam berada di Desa Madusari sebesar 10 hektare, Desa Ngabar 1 hektare.
Kemudian di Desa Beton 10 hektare, Kelurahan Kepatihan 22 hektare, Kelurahan Pakunden 5 hektare, Kelurahan Surodikraman 6 hektare dan kelurahan Paju 28,4 hektare. “Padi yang terpendam sebagian besar sudah berumur lebih dari 50 hari,” kata Medi, Kamis 4 Februari 2021.
Baca Juga: Ratusan Hektar Sawah Terendam Banjir, Kualitas Padi di Madiun Diprediksi Menurun
Medi menjelaskan jika air banjir yang merendam padi tersebut tidak segera surut maka akan membuat batang padi busuk dan mengakibatkan padi terancam puso sehingga gagal panen. “Jika tiga hari kedepan tidak surut padinya bisa busuk,” jelas Medi.
Sementara terkait apakah nantinya padi yang terendam air banjir tersebut mendapat ganti rugi dari asuransi petani, Medi menuturkan tidak semua petani yang sawahnya terdampak banjir mengikuti asuransi.
Bahkan ada kriteria khusus untuk petani agar bisa mendapatkan ganti rugi dari asuransi, selain mengalami gagal panen, kerusakan yang disebabkan genangan air tersebut harus lebih dari 75 persen. “Hingga saat ini belum ada laporan untuk klaim asuransi dari petani,” pungkas medi.