5 Cawapres Jokowi Non Partai Telah Disepakati Partai Pengusung

Rochman Arief

Reporter

Rochman Arief

Rabu, 25 Juli 2018 - 16:56

5-pendamping-jokowi-non-partai-telah-disepakati-partai-pengusung

Ilustrasi Jokowi maju sebagai Calon Presiden untuk periode kedua banyak dari kalangan non partai menjadi Cawapres.

JATIMNET.COM – Tensi pemilihan Cawapres menjadi pendamping Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, dua periode mulai mereda. Enam partai pengusung menyepakati lima pendamping Jokowi berasal dari non partai politik (Parpol).

Lima nama yang dimunculkan diantaranya Mahfud MD, Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, Moeldoko, Tito Karnavian, dan Sri Mulyani. Nama-nama tokoh itu disepakati dalam pertemuan partai pengusung yang dilakukan, Senin 23 Juli malam di Istana Bogor. Pertemuan tersebut dihadiri para ketua parpol diantaranya, PKB, PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, dan PPP.

“Sesuai bocoran Gus Rommy (Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan atau PPP, Muhammad Romahurmuziy), lima nama non parpol telah diberikan ke Pak Jokowi. Dan Pak Jokowi langsung terkejut melihatnya,” kata pengamat politik Univesitas 17  Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Bambang Kusbandrio kepada JATIMNET.COM, Rabu, 25 Juli 2018.

Bambang mengatakan, ada kesamaan pemikiran yang dikeluarkan masing-masing pemimpin parpol. Mereka sepakat tidak akan mengajukan calon pendamping Jokowi dari partai masing-masing.

“Dua pekan lagi atau sekitar tanggal 7 sampai 10 Agustus baru diumumkan siapa yang akan terpilih” tegasnya.

Melihat lima nama yang mencuat, Bambang menilai ada dua nama yang kuat. Mereka adalah Mahfud MD dan TGB. Mahfud MD menjadi pilihan utama, merujuk elektabilitas melalui survei.

Mahfud MD dianggap sosok yang mampu mendongkrak perolehan suara Jokowi. Apalagi, Mahfud memiliki banyak pengalaman dibandingkan calon-calon lain. Dia pernah menjadi Menteri Hukum dan Perundang-undangan, Anggota DPR RI, dan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK).

“Ada tiga lembaga yang pernah dipimpin Pak Mahfud. Saya rasa semua orang menerima keberadaanya, termasuk Gus Durian (pendukung Gus Dur), kalangan agamawan dan ilmuwan juga menerimanya,” beber Bambang.

Dosen Universitas 17 Agustus (Untag) ini menambahkan TGB bisa memberi nilai tambah bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Hal ini bisa terlihat dari pengalaman pemilihan presiden periode sebelumnya.

TGB mampu mendongkrak suara Prabowo Subianto di Nusa Tenggara Barat hingga 1,7 juta, sedangkan Jokowi di daerah tersebut hanya mendapatkan 700 ribu. “Artinya TGB bisa mengatrol suara di wilayah timur,” katanya.

Tiga nama lain, Tito Karniavian, Sri Mulyani dan Moeldoko merupakan pilihan alternatif yang disodorkan ke meja Jokowi. Mereka bertiga merupakan tokoh nasional yang dinilai mampu menstabilkan negara.

Jika Jokowi memilih ketiga tokoh ini, dia harus berusaha keras untuk menaikan elektabilitas. Sebab, tokoh-tokoh ini belum begitu dikenal masyarakat. “Sedikit tugas berat bagi Pak Jokowi kalau memilih ketiga tokoh ini. Tetapi saya tegaskan semua tergantung keputusan Pak Jokowi,” jelas Bambang.

Dalam perpolitikan, banyak faktor yang harus dihadapi Jokowi termasuk politik identitas dan money politic. “Ingat kasus Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), saat survei elektabilitasnya mencapai 73 persen. Adanya politik identitas dan money politic, semuanya berubah” tegasnya.

Baca Juga