Kamis, 09 July 2020 23:40 UTC
KASUS CONFIRM. Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni saat menjelaskan kepada wartawan mengena 11 kasus confirm di Ponorogo yang kini berubah statusnya. Foto: Gayuh.
JATIMNET.COM, Ponorogo - Status zona penyebaran Sars CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Ponorogo berubah menjadi orange dari sebelumnya kuning, karena terdapat penambahan 11 kasus baru.
Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni mengatakan, penambahan 11 kasus tersebut terdiri dari tiga klaster penyebaran. Yakni klaster Gontor empat orang, klaster Panjeng tiga orang, klaster Ronowijayan tiga orang, sedangkan satu orang lagi tertular dari suaminya yang menjadi pasien confirmed dan telah meninggal.
“Untuk penambahan dari santri Gontor adalah mereka yang sebelum ikut tes seleksi masuk Gontor dan diterima di PP Gontor Kendari (sebelumnya disebutkan Ternate),” kata Ipong, kamis 9 Juli 2020.
Ipong menjelaskan Gontor ini sejatinya belum bisa disebut sebuah klaster karena kasus penambahan pasien confirmed terjadi pada waktu bersamaan, bukan terjadi karena penularan. Yang menjadi kasus confirmed pada pondok Gontor 2 adalah satu santri asal Sidoarjo, menjadi kasus confirmed pada Senin 6 Juli lalu.
BACA JUGA: Kasus Confirm di Ponorogo Bertambah, Enam Santri Gontor Terpapar Covid-19
“Sedangkan 10 orang sisanya yang juga dari Gontor adalah santri yang akan masuk pada PP Gontor Kendari,” katanya.
Politikus Nasdem ini menceritakan, sebelumnya ada 145 santri Gontor yang mengikuti seleksi ujian masuk pondok, dan akhirnya dinyatakan lulus. Kemudian mereka akan berangkat ke Kendari dari Gontor 2 dan dilakukanlah rapid test pada sejumlah santri tersebut.
“Hasilnya 134 non reaktif, dan 11 reaktif. Dari 11 tersebut saat ini hasilnya sudah ada 10 positif dan 1 orang negatif,” ujar Ipong.
Untuk itu Pemkab Ponorogo mengambil langkah dengan melakukan rapid kepada seluruh santri yang ada pondok Gontor 2. Sampai dengan hari ini jumlah santri yang telah dirapid tes ada 398 santri. Sedangkan sisanya akan dilanjutkan pada hari berikutnya.
BACA JUGA: Santri Gontor dan Anak 6 Tahun di Ponorogo Terpapar Covid-19
Proses belajar mengajar di pondok juga akan dikurangi menjadi separuh jam pelajaran dan jumlah santri setiap kelasnya juga akan dibagi dua. Maka pembalajaran akan dilakukan menjadi dua shift dengan pelajaran yang sama.
Isolasi didalam PP Gontor 2 juga akan lebih diperketat lagi karena sampai saat ini masih ada sejumlah penghuni pondok yang masih keluar masuk pondok, seperti halnya petugas masak pondok yang merupakan masayarat umum masih keluar masuk untuk pulang kerumah.
“Isolasi menjadi penting karena penghuni pondok akan sangat rawan jika bertemu dengan masyarakat umum,” imbuh Ipong.
Ipong melanjutkan, pihak pondok Gontor juga bersedia menyediakan sebuah wisma dengan kapasitas 200 kamar jika sewaktu-waktu terjadi ledakan pasien confirmed dari santri pondok Gontor.
“Diluar itu Pemkab hari ini juga menambah jumlah kamar untuk perawatan pasien sejumlah 100 tempat tidur. Meskipun dengan ruangan yang kurang ideal, karena untuk menyiapkan ruang yang ideal membutuhkan waktu yang lama,” kata Ipong.