Logo

Veteran Ini Ingatkan Soekarwo Tak Ubah Jalan Gunungsari

Reporter:

Jumat, 17 August 2018 08:52 UTC

Veteran Ini Ingatkan Soekarwo Tak Ubah Jalan Gunungsari

Pelaku Sejarah Soemanto menanyakan kebijakan Pakde Karwo yang akan mengganti nama Jalan Gunungsari setelah upacara kemerdekaan RI di Gedung Grahadi SUrabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Aksi menolak pergantian nama Jalan Gunungsari dan Dinoyo Surabaya terus mengalir. Kali ini penolakan itu datang dari seorang veteran perang kemerdekaan.

Soemanto, veteran berusia sekitar 90 tahun, datang menemui Gubernur Jawa Timur Soekarwo usai upacara peringatan kemerdekaan Indonesia ke-73 di Gedung Grahadi Surabaya, Jumat 17 Agustus 2018.

Berjalan tertatih-tatih, ia mendekati Soekarwo. Sebelumnya, ia adalah satu di antara deretan pengunjung yang berbaris untuk berjabat tangan dengan Pak De Karwo (sapaan Soekarwo).

“Kenapa Gunungsari diubah namanya?” tanya Soemanto pada Soekarwo sesaat setelah bersalaman. Suaranya terdengar bergetar tapi lugas tanpa basa-basi.

Mendapat pertanyaan itu, Soekarwo menjawab tak ada perubahan nama Jalan Gunungsari. “Nanti saya jelaskan secara keseluruhan,” kata Soekarwo sembari memeluk Soemanto.

Alih-alih puas dengan jawaban Soekarwo, Soemanto justru menilai upaya pemerintah mengubah nama Jalan Gunungsari dengan Jalan Prabu Siliwangi tak masuk di akal.

Menurut dia, Gunungsari adalah tempat bersejarah sekaligus sakral. Selama masa perjuangan kemerdekaan, Gunungsari adalahh tempat pertempuran antara pejuang Indonesia melawan tentara penjajah. Banyak kawan seperjuangannya gugur di sana.

Ia mengatakan banyak kenangan tersimpan Gunungsari. Karenanya ia tak rela pemerintah mengubah nama Jalan Gunungsari, baik untuk sebagian ruas jalan atau seluruhnya. “Makanya jangan diubah, perubahan sedikit atau banyak tetap kami tolak,” katanya.

Sementara Soekarwo mengatakan Jalan Gunungsari tetap ada. Perubahan nama hanya berlaku untuk jalan tambahan. “Jadi Gunungsari yang lama itu masih tetap,” katanya.

Dahulu, ia melanjutkan, ruas Jalan Gunungsari hanya memiliki panjang 2,3 kilometer. Lalu, ditambah 700 meter, dari pertigaan Gajahmada atau depan Hotel Singgasana sampai Jembatan Tol Gunungsari. “Tambahan jalan itu (yang sekarang) dilakukan perubahan (nama),” katanya.

Jalan tambahan itu, menurut dia, tidak ditempati penduduk. Sehingga perubahan nama jalan tak berpengaruh pada proses perubahan administrasi kependudukan. “Di area 700 meter ini tidak ada penduduk yang menempati jalan ini,” katanya.

Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana mengubah nama dua jalan di Kota Surabaya. Jalan Gunungsari diganti jadi Siliwangi dan Dinoyo jadi Pasundan. Perubahan itu tak lepas dari acara “Harmonisasi Sunda-Jawa” yang digagas Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X di Hotel Bumi Surabaya, Selasa 6 Maret 2018.

Dalam pertemuan itu, Gubernur Jatim Soekarwo dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan setuju untuk mengganti beberapa nama jalan di wilayahnya. Sementara Surabaya akan ada Jalan Siliwangi dan Pasundan, Aher berencana mengganti nama jalan di kawasan Gasibu Bandung menjadi Jalan Majapahit dan Jalan Kopo jadi Jalan Hayam Wuruk.