Selasa, 20 November 2018 09:10 UTC
Ketua PC Ansor Surabaya Farid Afif saat menceritakan kasus penganiayaan kader Banser yang memasang APK miliknya. Foto: Nani Mashita
JATIMNET.COM, Surabaya – Seorang kader Barisan Serbaguna (Banser) bernama Bahrawi, dibacok sekelompok orang usai memasang alat peraga kampanye (APK) milik calon legislatif DPRD Jatim dari Partai Kebangkitan Bangsa, H.M Farid Afif.
Menurut ketarangan Afif, yang juga Ketua PC Ansor Surabaya, peristiwa penganiayaan ini terjadi pada Sabtu, 17 November 2018. Afif menyampaikan kronologinya yang diperoleh dari korban yang kini masih dirawat di RSU Dr. Soetomo.
“Saya sendiri saat kejadian sedang berada di luar kota dan baru kembali pagi tadi,” katanya pada wartawan, Selasa 20 November 2018.
Menurut Afif, dari penuturan korban diketahui, Bahrawi pada Jumat 16 November 2018 memasang banner APK milik Farid Afi di pinggir jalan di sebuah rumah kosong di Jalan Dukuh Bulak Banteng milik Haji Lutfi. Posisi banner tidak jauh dari rumah Afif, sekitar 100 meter.
“Dipasang di depan rumah kosong, bikin bingkai banner sendiri, dipasang di tanah, di sebelahnya tiang listrik. Gak nempel ke rumah. Di sebelahnya ada banner caleg Ali Ja’coeb,” katanya.
Selang sehari, ada orang tidak dikenal sembari mengacungkan samurai berteriak marah dengan pemasangan banner tersebut. Saat itu, Bahrawi yang berprofesi tukang bangunan tengah bekerja di Masjid Al Ikhsan yang berada sekitar 200 meter dari lokasi pemasangan banner. Mendengar ada ramai-ramai, korban Bahrawi pun mendatangi ke lokasi.
“Saat tahu ada yang protes dengan banner, Pak Bahrawi yang juga paman saya akhirnya melepas banner dan disimpan ke rumah. Korban dan Haji Lutfi beserta keluarganya juga sudah saling memaafkan,” katanya.
Mengira insiden sudah berakhir, Bahrawi memutuskan untuk meneruskan pekerjaannya di masjid. Selang setengah jam, pelaku yang membawa samurai kembali datang bersama lima orang lainnya dan Haji Lutfi dengan maksudh mencari Bahrawi.
“Pelaku mengayunkan samurai ke korban yang ditahan menggunakan tangan kirinya. Karena dikeroyok, paman saya mencoba membela diri dengan melempar batu kepada salah satu pelaku, kemudian menyelamatkan diri ke rumah paman saya yang ada di seberang masjid,” katanya.
Lima pelaku kemudian melarikan diri. Informasi yang ia peroleh, lima pelaku bukanlah warga setempat, sedangkan dua lainnya adalah H. Lutfi dan keponakannya. Adapun korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. “Sekarang masih belum boleh pulang karena paman saya sempat kehabisan darah dan harus dioperasi,” katanya.