Logo

Tak Asal Pangkas, Perantingan Pohon juga Ada Teorinya

Reporter:,Editor:

Senin, 14 December 2020 08:20 UTC

Tak Asal Pangkas, Perantingan Pohon juga Ada Teorinya

PANGKAS RANTING POHON: Beberapa petugas dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) yang baru saja melakukan perantingan. Foto: Restu.

JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan alasan banyak menanam pohon di berbagai wilayah Kota Pahlawan, terutama di jalan protokol. Selain berfungsi untuk penghasil oksigen dan penyerap karbondioksida, pohon juga menambah suasana kota menjadi lebih sejuk dan asri.

"Kenapa tanam pohon banyak? Supaya Surabaya lebih dingin. Karena kalau panas orang akan mudah emosi, mudah marah. Jadi itulah kenapa kita harus tanam pohon sebanyak-banyaknya," kata wanita yang akrab disapa Risma, Senin 14 Desember 2020.

Ia juga menjelaskan tata cara atau teori perantingan pohon kepada jajaran Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya. Ini dilakukan agar petugas tidak sembarang dalam melakukan perantingan pohon.

"Kalau di atas itu banyak daun, maka pohon itu akan berat, sehingga kalau kena angin dia gampang tumbang karena daya dorongnya (angin) semakin tinggi. Karena itu pohon juga tidak boleh terlalu tinggi," ia menjelaskan.

BACA JUGA: 573 Taman Kota Mampu Tekan Polusi dan Turunkan Suhu Surabaya

Di samping itu, ketika pohon tersebut terlalu banyak daun, maka cahaya matahari tidak masuk. Apalagi, saat terjadi angin kencang maka beban pohon akan semakin berat karena angin tidak bisa melintas di ranting dan daun.

"Makanya daun-daun di atas harus diranting supaya cahaya matahari dan angin bisa lewat. Sehingga pohon itu tidak mudah roboh," ia mengungkapkan.

Sedangkan jika cabang pohon itu banyak, maka yang harus dikurangi ialah yang cabang-cabang kecil. Sementara untuk cabang besar dibiarkan saja jika tidak mengganggu orang atau kendaraan melintas di jalan.

"Kalau cabangnya banyak yang dikurangi cabang yang kecil-kecil. Cabang besar dibiarkan saja, kecuali kalau cabang besar itu mengganggu orang lewat atau dia sudah terlalu tinggi," ia memaparkan.

BACA JUGA: Curah Hujan Tinggi, DPUBMP Surabaya Intensifkan Pengerukan Saluran Drainase

Menurutnya, memilih posisi cabang pohon yang akan dipangkas juga penting. Sebab, jika asal memotong cabang, hal itu juga dapat berakibat beban pohon akan semakin berat ketika diterjang angin kencang.

"Jadi kalau misal ada pohon, ada cabang besar, usahakan itu cabangnya maksimal tiga. Tiga cabang itu dari tiga sisi berbeda. Segitiga itu paling sempurna kekuatannya," ia menguraikan.

Selain itu, cabang pohon yang terlalu rendah dan mengganggu pedestrian jalan juga harus dipangkas. Ini dilakukan agar ketika ada orang melintas, ia tetap berada di jalur pedestrian itu.

"Agar orang bisa lewat (pedestrian). Kalau orang tidak bisa lewat maka orang itu akan turun ke jalan nanti kalau tertabrak mobil maka kita yang salah," ia memungkasi.