Logo

Puncak Musim Hujan Diprediksi Januari-Februari 2020

Reporter:,Editor:

Sabtu, 17 August 2019 15:44 UTC

Puncak Musim Hujan Diprediksi Januari-Februari 2020

TEKANAN UDARA: Peningkatan tekanan udara di Australia menuju Filipina yang menyebabkan siklus tropis krosa. Foto: BMKG.

JATIMNET.COM, Mojokerto - Puncak musim hujan tahun 2019-2020 diprediksi akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2020.

Agustus 2019 ini, suhu muka laut di wilayah Samudra Pasifik bagian tengah berada pada kisaran -0.5–0.5 °C.

Hal tersebut menandai kondisi netral dan mengakhiri episode El Nino lemah yang telah berlangsung selama 10 bulan sejak Oktober 2018. El Nino merupakan fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur.

Perubahan musim kemarau menjadi musim hujan, diawali perubahan sirkulasi umum angin monsun. Yaitu peralihan angin Monsun Australia (timuran) menjadi angin Monsun Asia (baratan).

BACA JUGA: Tekanan Udara di Australia Tingkatkan Kecepatan Angin di Utara Jawa

Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Moch. Zaini menjelaskan, awal musim hujan ini erat kaitannya dengan mulai dominannya Monsun Asia yang mengalirkan masa udara basah dari Benua Asia. BMKG memprediksi peralihan angin menjadi dominan Monsun Asia, akan terlambat.

“Awal musim hujan 2019 sampai 2020 diprediksi akan mulai masuk pada bulan Oktober 2019 yang terjadi di wilayah Pulau Sumatera bagian utara, sebagian wilayah Pulau Jawa, Pulau Kalimantan bagian utara, Pulau Sulawesi bagian utara, dan Provinsi Papua bagian utara," ungkapnya.

Zaini menambahkan, adapun wilayah-wilayah yang diprediksi mengawali musim hujan pada November 2019 meliputi Sumatera Selatan, Lampung bagian utara, sebagian besar wilayah Pulau Jawa, sebagian besar wilayah Pulau Bali, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan Provinsi Papua Barat bagian utara.

BACA JUGA: Kemarau, Tujuh Kecamatan di Probolinggo Rawan Kekeringan

"Sedangkan wilayah-wilayah yang akan mengalami awal musim hujan di bulan Desember 2019, meliputi sebagian besar Jawa, Bali, NTB, dan NTT," terangnya setelah mendapatkan data dari BMKG terkait El Nino 2019.

Selain itu untuk wilayah Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian utara, Pulau Sumbawa bagian utara, Sulawesi Tengah bagian utara, dan Pulau Buru, perlu diwaspadai karena musim hujan akan lebih basah dari normalnya.

"Selama El Nino masih ada, dipastikan angin dengan hembusan 30-45 km/jam akan terus ada. Diharapkan warga Mojokerto tetap waspada dengan fenomena alam ini," harapnya.

Untuk menghadapi kondisi puncak hujan, masyarakat perlu mewaspadai wilayah rentan terhadap bencana ditimbulkan curah hujan yang tinggi yaitu banjir dan tanah longsor.