Logo

PT NKE Akui Ada Indikasi Penurunan Tanah

Reporter:,Editor:

Jumat, 21 December 2018 02:36 UTC

PT NKE Akui Ada Indikasi Penurunan Tanah

Kondisi Jalan Raya Gubeng ambles. Foto: DOK

JATIMNET.COM, Surabaya - Direktur Utama PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) Tbk, Djoko Eko Suprastowo mengakui ada indikasi penurunan tanah sebelumnya di lokasi pembangunan basement apartemen yang dilengkapi rumah sakit dan retail di Jalan Raya Gubeng.

“Kami stop, berhentikan dulu pengerjaan dua bulan untuk mengevaluasi,” ujar Joko saat memberikan penjelasan di DPRD Surabaya, Kamis 20 Desember 2018.

Indikasi penurunan tanah itu terlihat pada bangunan BPJS Kesehatan di sebelah Utara yang retak pada Juni 2018. Dengan adanya retakan tersebut, Djoko mengambil langkah penghentian proyek sembari melakukan evaluasi dan monitoring.

“Kami lakukan evaluasi, lalu jalan lagi,” urainya. Sebelum dilanjutkan, Djoko menyampaikan, hasil evaluasi dan monitoring yang mengungkapkan bahwa tanah dalam kondisi stabil. Penggalian pun dilanjutkan.

BACA JUGA: NKE Siapkan Rp 10 Miliar Untuk Perbaikan Jalan Gubeng

Namun baru mencapai 13,5 ke dalaman, dan masih butuh 2,5 meter lagi, indikasi tanah longsor menguat membali. Konsultasi kembali dilakukan dengan melibatkan ahli bangunan gedung dari Institut Tekonologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Herman Wahyudi.

“Kami lantas kuatkan dengan buat cerucuk,” tuturnya. Proyek sempat dihentikan lagi 5 November 2018 oleh pemilik. Diakui Djoko, ketika terjadi penurunan tanah, pihaknya tidak melaporkan ke Pemkot Surabaya.

Karena bukan tugas dan kewajiban kontraktor. Ia hanya berkewajiban memberitahu kepada pemilik proyek PT Samudra Raya. “Kami hubungannya ke owner (pemilik),” ungkapnya.

Staf PT NKE Hendri Nur menambahkan, ambrolnya sisi Utara ini tidak diduga olehnya. Karena memang selama pembangunan yang dilakukan sejak Mei 2018 itu kejadian seperti retak dan tanah menurun berada di Timur dan Selatan.

“Bahkan kami mengontrak rumah di sisi Selatan itu sebagai antisipasi jika terjadi sesuatu,” kata Hendri. Meski sempat dihentikan lagi proyek tersebut, akhirnya pada 10 Desember 2018 kembali dilanjutkan.

Tetapi baru beberapa pengerjaan sudah terjadi Jalan Raya Gubeng ambles. “Yang ambles malah sisi Utara. Begitu kejadian pekerja kami lari untuk memberhentikan kendaraan,” tutur Hendri.

BACA JUGA: Ambles di Gubeng Surabaya

Informasi yang diperoleh Jatimnet.com, menyebutkan PT Samudra Raya selaku pemilik proyek menggandeng PT Ketira Engineering Consultan selaku konsultan perencanaan.

Dari keterangan yang didapat menyebutkan bahwa ketika pekerjaan penggalian basement juga diawasi oleh PT Ketira Engineering Consultan.

Sementara itu, Kuasa Direksi PT Samudera Raya Eka Firman mengatakan, proyek itu merupakan miliknya. Nantinya gedung dengan 26 lantai tersebut akan digunakan sebagai rumah sakit, mall, hotel dan sekolah.

Sedangkan RS Siloam adalah klien penyewa gedung. “Jadi memang bukan hanya rumah sakit semata,” kata Eka. Memang dalam pembangunannya PT Samudera Raya tidak hanya menunjuk PT NKE selaku kontraktor.

Perusahaan ini menunjuk beberapa rekanan dalam membangunnya. PT Indonesia Pondasi Raya (Indopora) ditunjuk untuk mengerjakan bor pile dan solder pail yang dijadikan pondasi. "Kontraktor kami bagi-bagi. Awal pondasi dan pancang. Baru dilanjutkan PT NKE,” ungkap Eka.