Logo

Pengamat Politik Anggap Gerindra Telan Ludah Sendiri

Reporter:

Minggu, 29 July 2018 06:40 UTC

Pengamat Politik Anggap Gerindra Telan Ludah Sendiri

Bambang Kusbandrio

JATIMNET.COM – Konsistensi Partai Gerindra sedang diuji. Duet Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono yang diusulkan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden, menjadi ujian berat bagi Gerindra. Sebab selama ini Gerindra selalu mengusung nama Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

“Jika tidak jadi (batal maju capres), Gerindra ibarat menelan ludah sendiri,” kata Pengamat Politik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Bambang Kusbandrio kepada JATIMNET.COM, Sabtu, 28 Juli 2018.

Bambang mengatakan, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini sangat berat bagi Prabowo. Sebagai pemimpin partai yang sudah digadang-gadang maju sebagai presiden, tidak mungkin mundur atau mencalonkan orang lain. Apalagi, Prabowo telah membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) untuk maju dalam Pilpres 2019 nanti.

Kabar duet Anies-AHY sebagai pasangan capres-cawapres dinilai Bambang memiliki peluang kecil. Jika duet tersebut terwujud, maka konsistensi Partai Gerindra mulai diragukan. “Jika itu betul, tentu calon lain (Joko Widodo) enjoy. Tinggal Prabowo yang masih bingung untuk menentukan calon wakil presiden (cawapres),” ujarnya.

Apalagi Prabowo melihat stok kader partai terbatas. Sejumlah nama yang disodorkan kepadanya baik dari Partai Amanat Nasional (PAN) atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) belum memiliki elektabilitas yang tinggi. Prabowo, lanjut dia, tengah mencoba mencari pasangan yang memiliki elektabilitas tinggi dengan segmentasi yang jelas.

“Salah menentukan pasangan, maka bisa dipastikan suaranya semakin turun,” tegasnya. Sebab saat ini hasil survei capres menyebutkan elektabilitas Prabowo masih kalah dengan Jokowi.

Untuk itu, langkah tepat yang harus dilakukan adalah mencari pasangan yang memiliki potensi untuk menaikkan elektabilitas. “Sosok ini ada pada AHY, segmentasinya juga jelas. Membidik segmentasi anak muda,” papar dia.

Jika keputusan ini diambil, Prabowo tinggal menaklukan PAN dan PKS untuk tetap bergabung. Pasalnya, kedua partai tersebut merupakan teman perjuangan dari awal hingga saat ini. Masalah lain yang dihadapi adalah PKS dan PAN ngotot memajukan kader sebagai pendamping Prabowo.

Meski begitu Bambang menilai, apabila ketiganya (PKS, PAN, Gerindra) bersatu, mesin politik 212 diperkirakan Bambang pasti mendukung.