Kamis, 05 January 2023 07:00 UTC
PADAM. Salah satu wilayah di Pulau Bawean, Gresik, yang mengalami pemadaman bergilir akibat kurangnya genset. Foto: media sosial
JATIMNET.COM, Gresik – Hingga saat ini warga di Pulau Bawean, Gresik, masih mengalami pemadaman secara bergilir sejak awal Desember 2022 akibat buruknya pelayanan PLN.
Hal itu diakibatkan karena pengiriman 20 unit genset oleh PLN UP 3 Gresik dan PJB UP Gresik tersendat dengan alasan cuaca buruk pada pelayaran dan hanya empat unit genset terkirim.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan pihaknya sudah memfasilitasi agar menggunakan kapal perang milik TNI-AL KRI Soeharso untuk berlayar ke Pulau Bawean.
Ia menyebut hal itu tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh PLN. Padahal dua hari sebelum KRI Soeharso berangkat, PLN UP 3 Gresik dan PJB UP Gresik menyanggupi mengirim 20 genset.
BACA JUGA: Wabup Gresik Minta Layanan Kesehatan Warga Bawean Terus Ditingkatkan
"Kami sudah siapkan KRI Soeharso, diskresi Bupati luar biasa untuk warga Pulau Bawean, tapi tidak dimanfaatkan dengan optimal oleh PLN UP 3 Gresik dan PJB UP Gresik. Warga Pulau Bawean masih mengalami pemadaman bergilir hingga hari ini," ujar bupati yang akrab disapa Gus Yani ini, Kamis, 5 Januari 2023.
Namun faktanya, genset yang dikirim ke Bawean jumlahnya jauh di bawah itu. Hal ini membuat Gus Yani geram lantaran warga Pulau Bawean masih mengalami pemadaman secara bergilir.
"Wis pokoke PLN dan PJB pelayanane buruk (Sudah, pokoknya PLN dan PJB pelayanannya buruk)," ucapnya dengan nada emosi.
Pemadaman secara bergiliran di 42 desa di Pulau Bawean itu mengganggu aktivitas warga Bawean termasuk aktifitas pendidikan yang dirasakan sejumlah sekolah.
BACA JUGA: Migrasi Kompor Listrik Batal, Ini Tugas PLN Selanjutnya
"Mengganggu sekali Bapak. Selama pemadaman bergilir itu kami tidak bisa melakukan kegiatan yang berhubungan dengan IT," kata Waluyo Iskak sebagai Kepala UPT SDN 387, Desa Telukjatidawang, Kecamatan Tambak, Bawean.
Sementara itu, Kepala PLN UP 3 Gresik Bustani meminta maaf adanya pemadaman secara bergilir di Pulau Bawean akibat cuaca yang buruk dan manajemen beban.
"Iya, kami mohon maaf, saat itu hanya empat genset yang bisa kami kirim menggunakan kapal perang KRI Soeharso yang difasilitasi Pak Bupati," katanya.
