JATIMNET.COM, Surabaya - Polda Jatim menyebutkan tersangka AW maupun AB yang ditangkap ini menjual merkuri tersebut dengan harga Rp 1,5 juta. Selama ini pelaku menjual merkuri tersebut di wilayah Kalimantan dan Jawa.

"Pelaku menjual satu botol merkuri yang memiliki berat satu kilogram dengan harga Rp 1,5 juta dengan cara dijual secara online," beber Kasubdit IV Tipidter, AKBP Rofiq Ripto Himawan, Selasa 13 Agustus 2019.

Selama ini pelaku menjual merkuri tersebut di Jawa dan Kalimantan. Hal ini dikarenakan banyak pembeli yang memanfaatkan merkuri tersebut untuk tambang emas yang ada di Kalimatan. "Karena memang pelaku ini mendapatkan order dari pertambangan yang ada di Kalimantan," ucap Rofiq.

BACA JUGA: Polda Jatim Amankan Jaringan Produsen dan Penjual Merkuri

Merkuri sangat berbahaya bagi masyarakat yang terkena dampaknya. Rofiq menyebutkan jika dampaknya tidak langsung dirasakan, namun bisa menyerang genetik manusia. Kondisi ini membuat merkuri telah dilarang di Indonesia sejak tahun 2017.

"Karena merkuri tidak bisa dirasakan secara langsung dampaknya, serta dampak pada manusia berdasarkan siklus yang panjang dengan menyerang genetik," lanjutnya.

Sementara untuk pengirimannya, Rofiq mengatakan menggunakan kapal laut ke lokasi yang kebanyakan di luar Jawa. "Dari Sidoarjo langsung dikirimkan ke pelaku pertambangan, arahnya ke Kalimantan. Kirimnya pakai kapal laut," pungkasnya.

BACA JUGA: Berbahaya, Lima Alat Kesehatan Ini Mengandung Merkuri

Penangkapan ini terjadi, usai polisi menangkap AW di rumahnya di Sidoarjo, pada 6 Agustus sekitar pukul 09.00 WIB, ditemukan beberapa bukti. Salah satunya bahan yang dibuat untuk membuat merkuri cair berasal dari batu cinnabar.

Bahan tersebut dibeli dari seorang warga Kalimantan bernama AB. Kemudian AB membeli bahan merkuri yang sudah jadi dari AW, untuk diedarkan di wilayah Kalimantan.

Dari tangan pelaku polisi mengamankan 414,2 kg merkuri serta beberapa bahan bahan pembuat merkuri serta alatnya.