Logo

Ngelem Pengaruhi Kesehatan dan Perubahan Perilaku

Reporter:,Editor:

Kamis, 22 November 2018 14:28 UTC

Ngelem Pengaruhi Kesehatan dan Perubahan Perilaku

Polsek Tenggilis usai menangkap penghirup lem yang berdampak pada fly dan mabuk. FOTO: DOK

JATIMNET.COM, Surabaya – Dokter BNNK Surabaya, dr Singgih Widi Pratomo menilai fenomena menghirup aroma lem memberi dampak buruk bagi kesehatan, organ tubuh hingga perilaku penghirupnya.

“Bahan-bahan kimia yang terkandung pada lem bisa merusak kesehatan penghirupnya. Beberaoa organ yang terancam kerusakan ginjal, liver hingga gangguan pernapasan karena bahan kimia yang terkandung dalam lem," katanya, Kamis 22 November 2018.

Selain gangguan pada ginjal dan liver, ancaman gangguan pernapasan kerap terjadi. Umumnya pelaku ini akan menghirup lem kuat-kuat untuk merasakan sensasi nge-fly.

Singgih mengatakan kerusakan organ dalam dari pelaku penghirup lem ini akan terjadi dalam jangka waktu yang lama. "Sama seperti narkoba, pelan-pelan akan menggerogoti kesehatan organ tubuh pelakunya,” bebernya.

Selain gangguan kesehatan, penghirup lem bisa mengubah prilaku penggunanya. Mulai dari pelupa, malas, hingga mudah tersulut emosinya karena tidak setabil. Dia menuturkan dengan menggirup bahan kimia ini berakibat rusaknya jaringan otak maupun saraf tertentu.

Salah satu cara untuk mengatasinya dengan cara rehabilitasi. Cara ini sama dengan yang dilakukan kepada para pecandu narkoba pada umumnya, karena efeknya hampir sama.

"Bisa direhabilitasi, tapi untuk kesehatan organ dalamnya tidak bisa disembuhkan seperti sedia kala, karena rehabilitasi hanya menghentikan kebiasa menghirup lem," ucapnya.

Keberhasilan rehabilitasi harus dibarengi dengan dukungan keluarga, lingkungan sekitar dan diri sendiri. "Jika tiga unsur itu terpenuhi maka kita akan bisa terhindar dari bahaya narkoba atau melakukan kegiatan itu lagi," jelasnya.

Fenomena ngelem sebetulnya bukan aktivitas baru di Surabaya. Beberapa tahun silam perilaku seperti ini pernah dilakukan, namun kemudian hilang kembali. Aktivitas ngelem kembali muncul di bulan November 2018, setelah dua kejadian hampir bersamaan terjadi, dengan melibatkan beberapa remaja.