Senin, 04 April 2022 23:40 UTC
NADIEM MAKARIM: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam rapat koordinasi kebijakan pendidikan tinggi di Gedung D kantor Kemendikbud. Foto: kemdikbud.go.id
JATIMNET.COM, Surabaya – Isu tentang penggunaan ‘bahasa kedua’ di level ASEAN yang telah lama bergulir belum berakhir. Yang terbaru, pihak Malaysia terus mengupayakan bahasa Melayu sebagai sarana komunikasi di lingkup Asia Tenggara.
Beberapa waktu lalu, dalam lawatannya ke Indonesia, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob juga menyampaikannya kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Usulan itu diklaim didukung oleh Indonesia.
BACA JUGA : Buku Karya Buya Hamka Diminati Penerbit Negeri Jiran
Namun, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyatakan bahasa Indonesia lebih layak menjadi bahasa resmi untuk asosiasi negara di Asia Tenggara.
“Keinginan (Malaysia mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN) itu perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional,” kata Nadiem dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/4/2022).
Ia lantas menyatakan bahwa bahasa Indonesia lebih layak diprioritaskan menjadi bahasa resmi di beberapa negara. Sebab, dinilai memiliki nilai historis, hukum, linguistik. Selain itu, bahasa Indonesia telah menjadi bahasa terbesar di Asia Tenggara yang penyebarannya telah meliputi 47 negara di seluruh dunia.
BACA JUGA : Bahasa Slang Lokalan Ini Cuma Ada di Jawa Timur
Selain itu, bahasa Indonesia juga diajarkan sebagai mata kuliah di sejumlah kampus kelas dunia. Ini seperti di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, serta di beberapa perguruan tinggi di Asia.
“Sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar pertemuan-pertemuan resmi ASEAN,” ujar Nadiem.