Logo

Langgar PSBB Tahap II Surabaya Raya, 54 Warkop di Segel 

Reporter:,Editor:

Sabtu, 16 May 2020 09:30 UTC

Langgar PSBB Tahap II Surabaya Raya, 54 Warkop di Segel 

Kepala Satpol PP Pemprov Jatim, Budi Santosa

JATIMNET.COM, Surabaya - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) Provinsi Jawa Timur bersama TNI dan Polri terus menggelar operasi, menyisir pelanggaran yang masih terjadi pada pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap II di Surabaya Raya. 

Dengan tujuan, untuk memutus mata rantai penyebaran SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Wilayah Jawa Timur.

Hasilnya, per Jumat 15 Mei 2020, setidaknya ada 54 warung kopi dan cafe di Surabaya yang telah dipasang garis Polisi Pamong Praja. Rinciannya 46 warung dipasangi garis, dan sisanya sembilan warung ditutup karena melanggar aturan PSBB. 

"Warung ini ditutup sementara karena melanggar aturan PSBB, seperti menyediakan tempat duduk, penjual tidak memakai masker, dan melebihi batas jam malam yakni masih buka 21.00-04.00 WIB," ujar Kepala Satpol PP Jatim Budi Santosa, Sabtu 16 Mei 2020.

BACA JUGA: Muncul Wacana PSBB Pulau Jawa, Ini Tanggapan Khofifah

Kebanyakan, kata Budi, warung kopi atau cafe ini berada di kawasan Semampir, Sidotopo, Sawahan, Tandes dan Rungkut. Ia tidak memungkiri daerah Surabaya Timur tercatat masih banyak yang begadang sampai pagi. 

"Tandes itu paling ramai. Terus Rungkut karena penularannya tinggi covid-19. Di kawasan surabaya timur paling banyak tidak pakai masker, dan begadang sampai pagi," terangnya. 

Budi mengaku telah menyita Kartu Tanda Penduduk (KTP) pemilik kedai yang melanggar. Mereka baru diperkenankan mengambil usai pemberlakuan PSBB tahap II di Surabaya selesai, 26 Mei 2020.

BACA JUGA: Antara PSBB, SIM dan SKCK

Selain menertibkan warung kopi dan cafe, patroli gabungan yang dilakukan juga membawa rapid tes. Bagi masyarakat yang kedapatan nongkrong langsung di tes cepat. "Sudah ada 20 yang di rapid test. Dan hasilnya negatif semua," ujar Budi.

Tim patroli, kata Budi, juga patroli di pasar. Pihaknya ingin memastikan bahwa seluruh pengunjung dan pedagang pasar tertib pada protokol kesehatan. Mengingat beberapa pekan terakhir pasar menjadi salah satu klaster penyebaran Covid-19 di Jatim. 

"Apa yang dikatakan oleh Jokowi kalau kita sudah taat protokol kesehatan memakai masker, enak kita kalau keluar," katanya.