Rabu, 05 December 2018 09:34 UTC
Tunagrahita diberi pengarahan petugas dalam simulasi pencoblosan surat suara. Foto: Gayuh Satria.
JATIMNET.COM, Ponorogo – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Ponorogo melakukan simulasi pencoblosan untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 pada penyandang disabilitas di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.
Dipilihnya Desa Karangpatihan sebab desa ini cukup banyak penghuni disabilitas, khususnya tunagrahita terbanyak di Ponorogo. Sebab di desa teresbut terdapat 98 warga yang menyandang tunagrahita mulai taraf rendah, sedang sampai tinggi, yang sulit diajak komunikasi.
Dari 98 tunagrahita ini, 41 diantaranya masuk dalam kategori rendah sampai sedang. Pada taraf ini mereka masih bisa diajak berkomunikasi dan diarahkan. Sehingga hanya 41 tunagrahita inilah yang terdaftar di dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
“Sisanya tidak bisa masuk DPT, selain tidak memiliki identitas karena secara fisik dan kemampuan beripikir, akan sangat sulit untuk diikutsertakan dalam pemilu,” kata Divisi Sumber Daya Manusia dan Partisipasi Masyarakat (SDM dan Parmas) KPUD Ponorogo Nita Hardianawati, Rabu 5 November 2018.
Pada tahapan simulasi ini penyandang tunagrahita diterangkan mulai dari kapan pemilu dilangsungkan, lokasi tempat pemungutan suara (TPS), jumlah surat suara, membuka surat suara, melipat surat suara, sampai pada tahapan memasukkan ke dalam kotak suara pun akan dibimbing.
“Hanya saja pada saat akan mencobloskan paku ke kertas suara, mereka akan diberikan kebebasan dan tidak diarahkan. Hal ini untuk menjaga hak pilih dan kerahasiaan pemilih,” terangnya.
Sementara itu ketua PPS Desa Karangpatihan Yuliana, menerangkan jika saat ini di desanya terdapat 8 warga yang menjadi pendamping tungrahita untuk menyukseskan pemilu 2019. Jumlah ini dirasa cukup karena pada pemilihan gubernur (Pilgub) Juni 2018 lalu berjalan dengan lancar.
“Untuk jumlah tetap masih belum diputuskan apakah akan ditambah lagi pendamping atau tidak, karena jumlah kertas suara yang lebih banyak,” imbuhnya.
Yuliana menjelaskan pada pilgub kemarin pun dirinya bersama pendamping telah melakukan berbagai cara agar 41 tunagrahita yang terdaftar dalam DPT ini bisa melaksanakan hak pilihnya. Diantaranya mulai penjemputan dari rumah sampai menuju TPS terdekat.
Bahkan ada hal unik untuk medatangkan warga tunagrahita agar ikut simulasi. Ia harus menyiapkan makanan ringan yang disukai tunagrahita dan uang saku untuk diberikan kepada tunagrahita agar mau ikut simulasi.
“Mereka ini harus dijaga mood-nya, kalau sampai mereka ngambek, mereka tidak akan mau ikut simulasi. Jadi kita beri semacam pancingan,” pungkasnya.