Logo

Keluarga Korban Klaim 176 Penumpang Lion JT-610

Reporter:

Selasa, 30 October 2018 23:29 UTC

Keluarga Korban Klaim 176 Penumpang Lion JT-610

Ilustrasi

JATIMNET.COM, Jakarta - Sebagian besar keluarga korban penumpang Lion JT-610 telah mendatangi dan membuat laporan ke posko pusat krisis di Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Asisten Manajer Lion Group yang menjadi penanggung jawab pusat krisis di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Tri Siswoyo di Jakarta mengatakan sebanyak 176 korban penumpang JT-610 telah diklaim keluarganya hingga Selasa malam ini.

"Keluarga dari tiga korban penumpang belum datang memberikan laporan ke posko," ujarnya seperti dikutip Antara, Selasa, 30 Oktober 2018.  Adapun tiga korban yang belum diklaim keluarga adalah Ariyanti Reni, Susilo Wahyu dan Widjaya Risma.

"Sejauh ini masih kami koordinasikan untuk mencari di tim Jasa Raharja dan tim DVI (Disaster Victim Investigation)," tuturnya.  Dari pantauan Antara di posko krisis di Bandar Udara (Bandara) Internasional Halim Perdanakusuma hingga saat ini, para petugas masih siaga.

Posko dibuka 24 jam dan rencananya hingga Jumat.  Keluarga korban telah berdatangan ke posko di Halim Perdanakusuma sejak pagi. Sekitar pukul 19.00 WIB, belum ada lagi keluarga korban yang datang ke posko hingga saat ini.

Sebelumnya, Tri mengatakan pihaknya telah mendirikan empat posko pengaduan, diantaranya pusat krisis di Bandara Halim Perdanakusuma depan Gedung Maintenance Division, posko di Hotel Ibis Cawang lokasi keluarga korban menginap, Terminal 1B Bandara Soekarno Hatta, dan Rumah Sakit Bhayangkara Polri Soekanto, di Kramat Jati, Jakarta Timur.  

Sementara itu, dari 24 kantong jenazah yang telah diterima, tidak satupun korban yang berhasil diidentifikasi. Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Brigadir Jenderal Pol Arthur Tampi mengatakan hingga Selasa petang, belum ada korban jatuhnya Lion Air JT 610 yang berhasil diidentifikasi.

"Kami sampaikan hari ini kami belum bisa identifikasi satu pun korban dari 24 kantong jenazah yang kami terima sampai siang tadi," ujar Arthur Tampi di Rumah Sakit Polri Sukanto Kramat Jati, Jakarta, Selasa. Hal tersebut karena 24 kantong jenazah yang diterima berisi potongan tubuh, meski terdapat beberapa ciri spesifik yang ditemukan.

Dari data ante mortem, kata Arthur Tampi, terdapat beberapa keterangan keluarga yang mempunyai keluarga yang menjadi korban dengan ciri yang sama. Setelah dilakukan proses identifikasi terhadap 24 kantong jenazah yang datang, Arthur Tampi merinci terdapat 87
potongan tubuh.

Data ante mortem sebanyak 185 telah diambil dan sebanyak 147 sudah diambil data DNA-nya, sementara saat ini pihak RS Polri terus melakukan rekonsiliasi. "Kami akan menunggu pemeriksaan DNA paling cepat empat hari sampai delapan hari," kata dia.

Pada Selasa sore, RS Polri menerima dua kantong jenazah yang baru akan dilakukan pemeriksaan forensik. Setelah dua kantong tersebut, pada Selasa petang sebanyak lima kantong jenazah korban pesawat Lion Air JT 610 kembali tiba di RS Polri.

Dalam kesempatan sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap proses identifikasi yang dilakukan oleh RS Polri, baik melalui sidik jari ataupun DNA dapat berjalan dengan baik. "Pekerjaan ini penting karena berikutnya proses bagaimana nanti kalau jenazah sudah teridentifikasi dengan baik akan diserahkan kepada keluarga secara bertahap, secepat mungkin," ucap dia.