Logo
Tenggelamnya KM Multi Prima 1

Keluarga Korban ABK Minta Basarnas Turun Tangan

Reporter:,Editor:

Rabu, 28 November 2018 08:52 UTC

Keluarga Korban ABK Minta Basarnas Turun Tangan

Ilustrator Ruri Izzah.

JATIMNET.COM, Surabaya - KM Multi Prima 1 tenggelam di Selat Alas Sumbawa dalam perjalanan dari Surabaya menuju Waingapu Nusa Tenggara Timur pada Kamis 22 November 2018.

Tujuh dari 14 anak buah kapal (ABK)-nya berhasil diselamatkan kapal lain yang melintas di dekat lokasi tenggelamnya kapal, sementara tujuh ABK lainnya belum diketemukan.

Keluarga korban meminta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) untuk turun tangan dalam proses pencarian.

 “Ayah saya adalah satu dari tujuh ABK yang hilang. Saya berharap agar Basarnas dan juga tim SAR gabungan untuk ikut terlibat dalam proses pencarian,” kata Ummi Hadyah Saleh, anak dari Mahmud Dulah Pande Saleh (67) ABK dengan posisi sebagai Kepala Mesin KM Multi Prima 1.

Dihubungi lewat telepon seluler, Rabu 28 November 2018, Ummi mengatakan ayahnya berlayar dengan rute Surabaya-Waingapu (NTT) untuk mengangkut material bahan bangunan. Ayahnya sempat berkabar pada Selasa 20 November 2018 sesaat sebelum berlayar.

“Tanggal 20 ayah baca media aku tentang pembunuhan mayat di dalam lemari. Nggak lama setelah telepon ayah kirim SMS memberitahu sudah berangkat. Itu dia berlayar dari Surabaya ke Waingapu,” kata perempuan yang juga reporter dari media suara.com ini.

Pada Sabtu 24 November 2018 seorang kerabatnya menghubungi dan bertanya tentang keberadaan kapal ayahnya yang tenggelam.

“Keluarga saya di Bekasi dapat info dari orang-orang Flores, tapi mereka belum yakin kalau itu kapal ayah. Baru pada Sabtu petang si pemilik kapal membenarkan kalau kapal ayah tenggelam. Dia tidak segera memberi kabar kepada keluarga karena tak punya kontak keluarga,” lanjut Ummi.

Ummi menjelaskan ayahnya tinggal di Waiwerang, Adonara Timur, Flores Timur dan telah lama berlayar. Dia baru saja kembali melaut sebulan belakangan setelah sempat pensiun selama dua tahun. Adapun rute yang sering dilalui adalah Surabaya-Waingapu itu.

Kini dia berharap Basarnas turun tangan dalam proses pencarian. Selama ini pencarian dilakukan oleh tim SAR Mataram sejak Sabtu. Pencarian juga diperluas hingga perairan Madura Pamekasan.

“Saya berharap Basarnas turun tangan, atau setidaknya ada tim SAR gabungan yang juga melibatkan SAR Madura. Bisa jadi ayah saya terlempar dan hanyut hingga Madura karena ombak yang besar. Informasi yang saya terima pencarian akan dilakukan hingga 1 Desember nanti,” kata Ummi.

Sementara itu, petugas SAR Mataram masih terus mencari jenazah tujuh dari 14 ABK KM Multi Prima 1. Kali ini pencarian akan dilakukan di perairan Pulau Kapoposang, Bali, dengan menyusuri pulau-pulau kecil di sekitar lokasi jatuhnya kapal.

"Saat ini kami fokus ke pencarian ke arah sisi Timur Laut, karena memang bisa jadi korban terseret ombak hingga ke sana," ucap Humas Kantor SAR Mataram, I Gusti Lanang Wiswananda, saat dihubungi Jatimnet.com, Rabu, 28 November 2018.

Sebenarnya, menurut Lanang, pencarian sudah dilakukan hingga ke timur laut, Namun hasilnya juga belum menemukan ABK yang dikabarkan hilang.

Dalam pencarian ini, SAR Mataram dibantu beberapa unsur seperti TNI AL dan beberapa instansi lainnya. Dengan alat yang dimiliki, SAR Mataram masih belum menemukan bangkai KM Multi Prima 1. "Kami fokus mencari korban terlebih dahulu yang dibantu oleh beberapa unsur lainnya," ucapnya.

Dyah Ayu Pitaloka - M.Khaesar Januar Utomo