Logo

Kadin Usul Dongkrak Devisa dengan Lima Langkah

Reporter:

Minggu, 09 September 2018 11:00 UTC

Kadin Usul Dongkrak Devisa dengan Lima Langkah

Pemerintah diharapkan mendorong produk hasil laut guna meningkatkan cadangan devisa sekaligus memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. FOTO: IST.

JATIMNET.COM, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhdap dollar Amerika Serikat (AS) telah mengalami kemerosotan ratusan kali sejak Indonesia merdeka. Bahkan rupiah diperkirakan akan terus merosot karena cadangan devisa tidak pernah cukup untuk menopang mata uang Garuda.

Sementara devisa Indonesia masih tergantung pada sawit dan produk oleochemical, kemudian disusul pariwisata, tekstil dan garmen. Komoditas tersebut tentu tidak akan sanggup menahan gempuran dollar yang terus perkasa dari tahun ke tahun.

Bidang Kelautan dan Perikanan Kadin pusat mengusulkan lima langkah, dengan salah satunya adalah melakukan deregulasi sektor kelautan untuk menopang devisa negara.

“Anjloknya produksi perikanan disebabkan berbagai aturan pemerintah yang diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang kontra produktif,” terang Ketua Dewan Penasehat Kadin Kelautan dan Perikanan, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS, dalam keterangan resmi, Minggu 9 September 2018.

Banyaknya aturan yang dikeluarkan Kementerian Kelautan dan Perikan (KKP) tidak pernah menempatkan perikanan dalam sepuluh besar penyumbang devisa negara.

Terhitung mulai tahun 2014 ekspor produk perikanan Indonesia berada pada peringkat ke 6, dan tahun 2015 hingga 2018 ekspor perikanan sudah keluar dari 10 besar.

“Jika pemerintah melakukan deregulasi, nilai ekspor perikanan bisa kembali masuk dalam daftar 10 penyumbang devisa terbesar, dengan nilai 5,8 miliar dollar AS, atau minimal di peringkat ke-9,” lanjutnya.

Sepuluh Besar Penyumbang Devisa di Indonesia. Sumber: Kadin Pusat.
Sepuluh Besar Penyumbang Devisa di Indonesia. Sumber: Kadin Pusat.

Ada lima usulan yang diusung Kadin Pusat, yang terdiri dari percepatan proses perizinan dan perpanjangan perizinan, mengembangkan aquaculture (budidaya perikanan) yang potensi ekonominya mencapai 240 miliar dollar AS per tahun, dan keempat menerapkan teknologi modern untuk tambak garam guna mendongkrak produksi hingga 400 persen.

Sebetulnya pada poin keempat tidak hanya menaikkan produktivitas produk laut, tetapi juga diharapkan bisa menghemat devisa dari impor garam sebesar 1,4 miliar dollar AS per tahun.

Adapun poin kelima mengoptimalisasi kapasitas terpasang industri pengolahan ikan dengan menjamin pasokan bahan baku ikan dari dalam negeri yang potensi ekspornya bisa mencapai 12 miliar dollar AS per tahun.

“Jika kelima langkah ini bisa dijalankan, dalam waktu enam hingga 24 bulan sektor perikanan Indonesia bisa menghasilkan devisa sekitar 5,8 miliar dollar AS,” tegasnya.

Dengan kata lain, dalam waktu lima tahun ke depan bisa meningkat hingga 52 miliar dollar AS, serta dalam waktu satu hingga dua dekade bisa meningkat 252 miliar dollar AS per tahun.

Menurutnya devisa tersebut sama dengan 12 kali devisa sawit, atau sekitar 164 persen dari APBN RI tahun 2018. Terlebih Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan wilayahnya sebagian besar adalah perairan.

“Jika target devisa tercapai, nilai tukar rupiah bisa lebih kuat dari Singapura. Tentunya cadangan devisa kita bisa melampaui Cina, 40 juta lapangan kerja baru bisa dibuka, serta daya beli meningkat belasan kali lipat,” pungkasnya.