Selasa, 04 December 2018 06:12 UTC
Juru bicara TKN Jokowi-Amin dan Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah. Ilustrator: Ruri Izza
JATIMNET.COM, Surabaya – Juru bicara TKN Jokowi-Amin dan Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menanggapi laporan atas dirinya ke Polda Metro Jaya terkait pernyataannya ”Soeharto sebagai bapak korupsi”.
Ahmad Basarah menyampaikan, pernyataan politiknya tersebut adalah untuk menanggapi pernyataan Capres 02 Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa "penyakit kanker korupsi" di Indonesia sudah sangat parah dan masuk stadium 4.
Dalam kesempatan yang lain, koalisi parpol pendukung paslon Capres 02 juga mengampanyekan keinginannya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kekuasaan di era Orde Baru dengan slogan kampanye "Masih enak zaman ku (Orde Baru) tho...".
Basarah menyebut, peristiwa dilaporkannya ke polisi merupakan peristiwa hukum yang biasa dalam sistem negara hukum Indonesia dan tidak perlu ditanggapi secara luar biasa apalagi dibesar-besarkan.
BACA JUGA: Sebut Soeharto Bapak Korupsi, Wasekjen PDIP Dilaporkan Polisi
“Sebagai warga negara yang baik, saya akan hadapi dan ikuti proses hukum tersebut sesuai hukum yang berlaku,” kata Ahmad Basarah dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa 4 Desember 2018.
Ia ingin menegaskan bahwa, yang disampaikannya tidak terlepas dari tanggung jawab memberikan pendidikan politik kepada masyarakat terhadap berbagai upaya yang ingin menghidupkan kembali nilai-nilai kekuasaan pada masa zaman Orde Baru.
BACA JUGA: PSI Buka Ruang Diskusi Soeharto Simbol Korupsi
Karenanya, Ahmad Basarah mengingatkan, hal-hal positif pada masa Pemeritahan Presiden Soeharto kita lanjutkan tetapi yang buruk dan menyakitkan bagi rakyat dan bangsa Indonesia, utamanya terhadap praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta dampak sistemik yang ditimbulkannya hingga penyakit korupsi di Indonesia sudah mencapai "stadium 4" harus ditinggalkan dan buang jauh-jauh.
“Semua jasa-jasa baik para pemimpin bangsa kita terdahulu kita hormati dan lestarikan. Namun, kesalahan-kesalahan dan kekeliruannya jangan dibenar-benarkan apalagi akan dilanjutkan,” katanya menegaskan.