Jumat, 15 February 2019 02:13 UTC
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia (EEC) Tatyana D. Valovaya di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis 14 Februari 2019. Foto: Humas Kemendag
JATIMNET.COM, Jakarta - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menandatangani nota kerja sama (MoC) dengan Menteri Integrasi dan Makroekonomi Komisi Ekonomi Eurasia (EEC) Tatyana D. Valovaya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis 14 Februari 2019.
Ini menandai kesepakatan Indonesia dan Eurasia untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, khususnya bidang perdagangan dan investasi.
Kedua Menteri menyepakati peningkatan kerja sama bilateral dengan membentukan kelompok kerja bersama, kemudian menginstruksikan pejabat teknis segera memfinalisasi MoC.
BACA JUGA: Defisit Perdagangan dengan Rusia, Kemendag Dukung Ekspor Olahan Kopi
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang berlangsung pada Desember 2017.
“MoC merupakan suatu bentuk kesepakatan untuk membentuk Joint Working Group yang membahas cara dan upaya meningkatkan perdagangan dan investasi kedua pihak," kata Enggartiasto dalam siaran pers yang diterima Jatimnet.com.
Sebelumnya, EEC sudah menandatangani MoC serupa dengan beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Thailand, Vietnam, dan Kamboja.
EEC merupakan badan pemerintahan kesatuan integrasi ekonomi di wilayah Eurasia (EAEU) yang dibentuk pada tahun 2014. EAEU beranggotakan negara-negara di kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah seperti Federasi Rusia, Republik Armenia, Republik Belarusia, Republik Kazakhstan, dan Republik Kyrgystan.
BACA JUGA: Penipuan Perdagangan Internasional Meningkat, Eksportir Diminta Waspada
“Dengan terbentuknya kelompok kerja bersama akan mendorong hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan EEC, penghapusan hambatan perdagangan dan kolaborasi di berbagai sektor yang menjadi mutual interest kedua pihak,” katanya.
Nilai perdagangan Indonesia-EAEU pada tahun 2017 mencapai USD 2,79 miliar. Pada tahun tersebut ekspor Indonesia ke EAEU sebesar USD 1,25 miliar dengan produk utamanya adalah minyak kelapa sawit (USD 386,75 juta), peralatan mesin (USD 178,16 juta), kopi (USD 78,97 juta), biji palem (USD 77,22 juta), dan margarin (USD 50,92 juta).
Sementara nilai impor Indonesia dari EUEA pada tahun 2017 sebesar USD 1,54 miliar dengan produk utama antara lain produk baja setengah jadi (USD 419,18 juta), pupuk mineral dan kimia (USD 322,45 juta), gandum dan meslin (USD 246,16 juta), serta alumunium (USD 82,89 juta).