Kamis, 02 August 2018 10:08 UTC
Ilustrator:Gilang
JATIMNET.COM, Manado – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Pemprov Sulut) meminta petani cengkih menahan penjualan hasil panen. Hal ini disebabkan jatuhnya harga cengkih dalam dua pekan terakhir.
Dikutip Antara, Kamis 2 Agustus 2018, harga cengkih di Sulut turun hingga 8,6 persen per kilogramnya. Saat ini harga cengkih di pasaran di Sulut mencapai Rp 95.000 per kilogram dari harga Rp 104.000 per kilogram pada pekan sebelumnya.
“Sesi perdagangan pekan sebelumnya, harga cengkih masih Rp104.000 per kg. Dan saat ini turun menjadi Rp 95.000 per kilogram,” kata Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Hanny Wajong.
Hanny mengatakan pihaknya terus melakukan pemantauan harga sejumlah komoditas di Sulut, agar tetap terjaga dan berpihak pada petani. Apalagi ada sebagian daerah yang tidak lama lagi panen cengkih.
Dikhawatirkan harga cengkih akan semakin terdepresiasi akibat membanjirnya cengkih setelah panen raya di sejumlah kawasan di Sulut.
“Selain di sentra perdagangan Kota Manado, ada juga pasar lain yang bisa memasarkan produk cengkih Sulut, seperti pasar lelang komoditi agro (PLKA), ekspor dan sebagainya,” lanjut Hanny.
Hanny menambahkan Cengkih Sulut biasa diekspor ke India, Jepang, Vietnam dan Belanda. Potensi peluang dijual ke pasar internasional cukup terbuka meski saat ini di pasar domestik sedang jatuh.
Pemprov Sulut meminta petani untuk menahan penjualan di pasar lokal lantaran harga masih belum bersahabat. Meskipun begitu, Pemprov Sulut berharap agar kualitas cengkih lebih ditingkatkan untuk mendorong daya saing di pasar lokal maupun internasional.
“(Petani) tidak perlu khawatir dengan pasar, asalkan kualitas produk bermutu baik. Alangkah lebih baik penjualan cengkih menunggu situasi pasar,” pungkasnya.