Rabu, 24 February 2021 05:00 UTC
CABAI: Suprihatin bersama cabai dagangannya di pasar relokasi pasar legi, Minggu 21 Februari 2021. Foto: Gayuh./Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur Drajat Irawan mengakui dari tiga komoditas cabai, cabai rawit paling mahal mencapai rata-rata Rp 87 ribu per kilogram.
Sedangkan dua jenis lainnya, cabai keriting dan cabai merah masih relatif lebih murah. "Data di sentra cabai Hari Selasa 23 Februari 2021 masih sama. Kalau di sentra cabai merah besar Rp 30 ribu per kilogramnya, cabai keriting Rp 43 ribu per kilogram, dan cabai rawit ada yang sampai Rp 79-77 ribu," ujar Drajat, Rabu 24 Februari 2021.
Drajat menyebutkan, naiknya harga cabai rawit karena pasokan yang sedikit. Masuknya musim hujan ditengarai menjadi penyebab utamanya. Distribusi ke pasar-pasar tidak begitu banyak.
Pun demikian, Drajat optimis harga cabai rawit akan kembali normal seiring dengan rendahnya curah hujan. "Kita lihat. Ini biasanya tidak lama. Sebentar lagi biasanya ada beberapa daerah hujannya agak rendah mungkin bisa mulai panen," tegasnya.
Baca Juga: Ini Penyebab Harga Cabai Semakin Pedas
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Hadi Sulistyo mengatakan, kenaikan harga disebabkan adanya kecenderungan mundurnya musim tanam. Kondisi La Nina dan jumlah curah hujan cukup tinggi mempengaruhi musim tanam periode sekarang.
"Secara periodik memang luas tanaman cabai di Bulan Januari relatif rendah, dan akan mengalami musim puncak panen di April hingga Mei," kata Hadi.
Perkiraan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, potensi luas panen komoditi cabai rawit pada semester I (Januari-Juni) sebesar 22.853 hektar dengan produksi sebesar 286.923 ton. Kemudian potensi luas panen komoditi cabai rawit pada semester II (Juli-Desember) sebesar 39.547 hektar.
Sedangkan cabai besar, potensi luas panennya pada semester I sebesar 5.973 hektar dengan produksi sebesar 55.939 ton. Kemudian potensi luas panen Semester II mencapai 4.221 hektar.
