Logo

Ini Jumlah Korban Gempa dan Tsunami Palu

Reporter:

Sabtu, 29 September 2018 10:16 UTC

Ini Jumlah Korban Gempa dan Tsunami Palu

Ilustrator: Gilas Audi.

JATIMNET.COM, Jakarta – Gempa bumi berkekuatan 7,4 SR yang dibarengi dengan tsunami di Palu, Sulawesi tengah telah merenggut 384 korban jiwa. Berdasar keterangan resmi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho hingga pukul 13.00 WIB, Sabtu 29 September 2018, jumlah korban meninggal didata dari beberapa rumah sakit.

BACA JUGA : PESAWAT INI BATAL LANDING DI JUANDA AKIBAT GEMPA PALU

Diperkirakan jumlah orang meninggal makin bertama. Sebab korban yang belum ditemukan mencapai 29 orang di Kecamatan Pantolan Induk Palu ditambah luka berat sebanyak 540 orang.

“Kemungkinan jumlah korban akan terus bertambah karena proses pencarian orang hilang masih terus dilakukan,” bunyi pernyataan tertulis Sutopo Nugroho.

Berdasarkan data terakhir korban meninggal berasal dari berbagai rumah sakit, seperti RS Wirabuana (10 korban), RS Masjid Raya (50), RS Bhayangkara (161), RS Pantolan Induk (20), Kayumalue Pajeko (2), dan RS Undata Mamboro (141).

BACA JUGA : GEMPA GUNCANG WILAYAH PALU DAN DONGGALA

Adapun beberapa infrastruktur yang mengalami kerusakan diantaranya di Pelabuhan Pantolan, Kampus IAIN Palu, Jembatan Ponulele, Balaroa, dan Sungai Manonda.

Selain itu, pusat perbelanjaan di Kota Palu, Mal Tatura di Jalan Emy Saelan ambruk. Begitu juga dengan Hotel Roa-Roa yang berlantai delapan di Jalan Pattimura rata dengan tanah. Pada saat itu hotel 76 kamar dari 80 kamar telah terisi oleh tamu.

BACA JUGA : PETUGAS ATC MENINGGAL JADI KORBAN GEMPA PALU

Ratusan orang pengisi acara Arena Festival Pesona Palu Nomoni, yang sebagian merupakan para penari, belum diketahui nasibnya. Sementara Rumah Sakit Anutapura yang berlantai empat, di Jalan Kangkung, Kamonji, Kota Palu, roboh.

Sumber: Pusat Data Informasi dan BNPB. Ilustrator: Gilas Audi.
Sumber: Pusat Data Informasi dan BNPB. Ilustrator: Gilas Audi.

Dalam pernyataan resminya, Sutopo mengumpulkan analisa dari berbagai perguruan tinggi dan lembaga penyebab gempa bumi dan tsunami tersebut. Diantaranya dari Institut Teknologi Bandung, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, serta LIPI.

BACA JUGA : PEMULIHAN INFRASTRUKTUR DIKEBUT PASCA GEMPA PALU

“Di bagian Teluk Palu terdapat longsoran sedimen dasar laut di kedalaman 200-300 meter. Sedimen dari sungai-sungai yang bermuara di Teluk Palu belum terkonsolidasi kuat sehingga runtuh (longsor) saat gempa, dan memicu tsunami. Indikasinya bisa dilihat dari naik-turunnya gelombang dengan airnya yang cenderung keruh,” urainya.

Penyebab lainnya adalah di bagian luar dari Teluk Palu disebabkan oleh gempa lokal dengan indikasi airnya yang lebih jernih.