Jumat, 16 November 2018 16:15 UTC
Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih Emil Elestianto saat mengisi kuliah tamu di Unair, Jumat 16 November 2018. Foto: Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih Emil Elestianto Dardak menekankan kepada mahasiswa untuk melek teknologi dan kompetensi dasar untuk membangun Jawa Timur.
“Mahasiswa harus melek teknologi sekaligus menguasai kompetensi dasar, karena kedua konsep tersebut saling berhubungan,” kata Emil Dardak saat mengisi kuliah tamu tentang Millenial Challenges in Digital Era: Striving Creativity, Pursuing Innovation and Necessity of Action, yang dihadiri beberapa mahasiswa terpilih dalam lomba esai FISIP Ideas Matters 5.0 (FIM) UNAIR, Jumat 16 November.
Emil yang hadir di Kampus UNAIR B FISIP Gedung C ini menjelaskan, pada era digital ini generasi muda harus pandai dalam mencari peluang sepertu mencari ide, menuangkan ide, dan melakukan aksi atau mengaplikasian ide yang dimilikinya.
"Jadi, selain melek media, kita harus paham dunia enterpreneur agar bisa trading dalam era digital ini. Kamampuan tersebut akan menjadi dasar dan dapat dijadikan sebagai peluang wirausaha," kata Emil
Kendala perkembangan di Indonesia karena kurangnya kesadaran masayarakat, dan menganggap teknologi sebagai masalah dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia. "Ada yang bilang ke saya, kita harus kembangkan teknologi pak, ada juga yang mengatakan teknologi itu bukan budaya kita pak. Padahal keseharian kita menggunakan teknologi untuk komunikasi, mencetak berkas dan sebagainya," ungkap Emil.
Menurutnya kegiatan lomba esai tahunan di jenjang pendidikan perlu dilakukan untuk mengasah kemampuan berpikir mahasiswa atau pelajar. Apalagi tema yang dipilih sesuai dengan tema-tema yang aktual dan terjadi dalam masyarakat. "Jadi jenjang ini digunakan sebagai proses kritisnya mahasiswa dalam menghadapi fenomena-fenomena yang terjadi," tuturnya
Kegiatan ini mampu menjadi salah satu cara untuk membangun Jawa Timur dalam bidang teknologi. Universitas harus menjadi wadah bagi mahasiswa dan masyarakat untuk berinteraksi yang membangun. ,Sehingga jika terjadi kekeliruan dalam masyarakat, mahasiswa mampu mengambil peran dan mengambil suara. Kreativitas yang dilakukam harus cerdas, kritis dan tetap objektif.