Kamis, 17 January 2019 14:43 UTC
Ilustrasi: Gilas Audi
JATIMNET.COM, Surabaya – Pasangan Joko Widodo – Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno memiliki strategi berbeda dalam memberantas korupsi di tubuh birokrat.
Jokowi menekankan perekrutan berdasarkan sistem kompetensi, kinerja dan prestasi sementara Prabowo menekankan pada perbaikan gaji aparat negara.
Hal itu disampaikan dua pasangan saat menjawab pertanyaan tentang strategi mewujdukan birolrasi bebas korupsi dalam debat pertama pasangan capres-cawapres.
“Akar masalahnya adalah bahwa penghasilan birokrat itu kurang,” kata Prabowo Subianto, Kamis 17 Januari 2019.
BACA JUGA: Jawaban 'Cukup' Ma'ruf Amin Jadi Sorotan di Twitter
Menurutnya penghasilan aparat negara saat ini tidak realistis. Ia akan memperbaiki kualitas hidup birokrat dengan realistis. “ Uangnya dari mana? Saya tingkatkan tax ratio minimal 16 persen.
Kalau masih korupsi kita taruh di pulau terpencil, suruh tambang pasir terus menerus,” katanya.
Strategi Prabowo kemudian dibantah oleh Joko Widodo. Menurut incumbent ini gaji aparatur negara saat ini sudah cukup. “Saya tidak setuju. Gaji ASN kita sudah cukup dengan tambahan tunjangan kinerja yang sudah besar," kata Jokowi.
BACA JUGA: Prabowo Mengeluh, Jokowi Minta Tak Asal Tuduh
Strategi jitu untuk memberantas korupsi menurunya adalah dengan rekrutmen birokrat menggunakan merit sistem. “Sistem rekrutmen sesuai dengan kompetensi, prestasi dan berdasarkan kinerja,” katanya.