Kamis, 04 July 2019 10:56 UTC
Rintik air hujan. Foto: Unsplash
JATIM.COM, Surabaya – Hujan mengguyur sejumlah titik di Kota Surabaya pertama kalinya sejak Mei 2019, pada Kamis 4 Juli 2019. Stasiun Meteorologi Tanjung Perak menyebut jika hujan yang turun di musim kemarau ini sebagai dampak dari Badai Mun yang terjadi di Cina Selatan.
"Ini kebetulan gangguannya di Cina Selatan, ada Badai Mun atau Tropycal Cyclon (badai tropis), kalau gak salah di Vietnam," kata Kepala Kelompok Forecester Stasiun Meteorologi Tanjung Perak Surabaya Ari Widjajanto saat dikonfirmaasi Jatimnet, Kamis 4 Juli 2019.
Badai tersebut umumnya mempunyai kekuatan angin yang cukup besar. Apalagi jika melewati beberapa lautan maupun pulau.
Ari mengungkapkan, badai tersebut berdampak hingga wilayah Indonesia khususnya di Jawa Timur karena arah angin bertiup ke Barat. Ditambah wilayah Indonesia didominasi oleh pulau.
BACA JUGA: Kemarau Datang Kekeringan Menjelang
"Badai ini kalau ke Barat akan melemah, tapi kalau melewati laut akan membesar lagi," kata dia.
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi turunnya hujan saat musim kemarau adalah terjadinya atmosfir yang sedang labil. Sehingga angin tersebut tidak tertiup ke arah garis khatulistiwa.
"Kalau labil, uapan air tadi pasti berhenti. Lalu pusaran angin membentuk bloking dari Timur, jadi mandek anginnya, sehingga melambat," kata Ari.
Ia juga menyampaikan, terjadi turunnya hujan ini diprediksi akan terjadi selama satu atau dua hari mendatang. Karena hembusan angin yang tidak terlalu kencang, menyebabkan gangguan angin ikut berkontribusi atas terjadinya hujan.
BACA JUGA: 24 Ribu Hektar Lahan Pertanian di Jatim Terdampak Kekeringan
"Ya yang pasti, walaupun bergerak ke Barat, tapi sirkulasi anginnya itu berbelokan dan menyebabkan bloking," katanya.
Dari pantauan Jatimnet, Kota Surabaya terlihat mendung sejak dini hari. Bahkan hujan rintik sudah turun di Surabaya Timur, sekitar pukul 08.30 WIB, dan pukul 10.50 WIB, hujan cukup deras turun di Jalan Raya Tenggilis.