Kamis, 01 November 2018 00:00 UTC
Ilustrasi
JATIMNET.COM, Yogyakarta - Keberagaman di Indonesia menjadi obyek studi 22 pemuda utusan negara-negara ASEAN dalam program 'ASEAN Youth Interfaith Camp 2018'. Mereka mempelajari keberagaman budaya dan agama yang ada di Indonesia dengan mendatangi langsung tempat-tempat ibadah bersejarah yang ada di Tanah Air.
Seperti dikutip dari Antara, Rabu, 31 Oktober 2018, sejumlah objek dikunjungi yang dikunjungi pada Rabu, 31 Oktober 2018 yaitu Masjid Gedhe Mataram di Kotagede Yogyakarta. Di masjid ini mereka mempelajari tentang penyebaran agama Islam yang dibawa masuk ke Indonesia melalui Wali Songo.
Dalam kunjungan ke masjid tertua di Yogyajakarta tersebut, para pemuda ASEAN mendapatkan informasi mengenai sejarah masuknya Islam di Tanah Air yang bermula dari Kerajaan Mataram. Para delegasi juga dijelaskan mengenai sejarah Masjid Gedhe Mataram yang dibangun oleh Raja Pertama Mataram Panembahan Senopati, namun dalam arsitektur pembangunannya mengalami akulturasi antara Islam dengan Hindu.
Hari sebelumnya, para delegasi ASEAN tersebut juga telah mengunjungi Candi Borobudur di Magelang Jawa Tengah dan Candi Prambanan di Yogyakarta yang merupakan bagian dari sejarah ajaran Budha dan Hindu yang ada di Indonesia.
Selanjutnya pemuda ASEAN tersebut juga akan mengunjungi Gereja Ganjuran di Kabupaten Bantul yang merupakan gereja Katolik Roma dan didirikan sejak 1924. Para delegasi muda ASEAN tersebut juga diperlihatkan bagaimana masyarakat Indonesia telah membangun kerukunan antarumat beragama sejak zaman kerajaan dan bisa menjaganya meski memiliki keberagaman.
ASEAN Youth Interfaith Camp adalah inisiatif Indonesia untuk melaksanakan tiga dari enam elemen dari ASEAN Declaration on Culture of Prevention, guna mempromosikan budaya perdamaian dan pemahaman antar budaya serta mempromosikan nilai-nilai moderat.
Tujuan utama dari ASEAN Youth Interfaith Camp adalah untuk menanamkan pada generasi muda ASEAN agar dapat menjadi agen perubahan untuk memelihara perdamaian di kawasan.