Senin, 26 October 2020 05:40 UTC
LOCKDOWN. Menyusul terdapat 15 karyawan positif Covid-19, Kantor PLN UP3 (Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Kabupaten Ponorogo berlakukan lockdown dan work from home (WFH) terhadap seluruh karyawan administrasi. Foto: Gayuh.
JATIMNET.COM, Ponorogo - Kantor PLN UP3 (Pelaksana Pelayanan Pelanggan) Kabupaten Ponorogo berlakukan lockdown dan work from home (WFH) terhadap seluruh karyawan administrasi. Hal itu dilakukan akibat dari 15 karyawan yang terpapar Covid-19.
“Sudah sejak Senin 19 Oktober lalu dilakukan WFH ketika tamu yang dari Surabaya yang sebelumnya berkunjung dinyatakan confirmed Covid-19,” kata Manajer PLN UP3 Ponorogo, Redi Zusanto, Senin 26 Oktober 2020.
Redi menerangkan jika saat ini seluruh kondisi karyawan yang terpapar semuanya tanpa gejala. Bahkan dua diantaranya telah dinyatakan negatif Covid-19. Sedangkan 13 karyawan lainnya masih akan melakukan swabtes selanjutnya untuk mengetahui hasilnya.
Ia menambahkan ada dua kantor PLN di Ponorogo yang karyawanya terpapar Covid-19, yakni kantor PLN UP3 dan Kantor PLN Cabang Balong. Namun hanya kantor UP3 yang melakukan lockdown, sementara kantor cabang Balong tetap melakukan palayanan dengan beberapa pembatasan.
BACA JUGA: BACA JUGA: 18 Pegawai Pembangunan Waduk Bendo Ponorogo Terkonfirmasi Covid-19
“Sejak Jumat 23 Oktober UP3 kami lockdown, untuk Balong yang pelayanan teknik tetap jalan, hanya loket yang untuk tatap muka pelanggan kita tutup dulu dan kita arahkan ke CS,” ungkap Redi.
Ia beralasan kantor cabang Balong seluruh karyawan telah dilakukan rapid tes baik yang berada dilapangan maupun kantor dan hasilnya nonreaktif. “Pemyemprotan disinfektan juga kita lakukan setiap hari tiap pagi dan sore diseluruh kantor PLN,” imbuh Redi.
Sementara dari sejumlah karyawan PLN UP3 Ponorogo maupun cabang Balong, saat ini ada 44 karyawan yang melakukan isolasi mandiri. Ini dilakukan untuk mencegah penularan dan sekaligus untuk menjaga imun karyawan agar yang terpapar juga cepat sembuh.
“Beberapa hari ini kita terus jaga imun, terlebih di lingkungan masih banyak yang memandang kurang bijak Covid-19. Ada laporan juga yang mau diusir dari lingkungan,” pungkas Redi.