Logo

Upaya Nelayan Banyuwangi Menanam Terumbu Karang

Reporter:,Editor:

Jumat, 25 January 2019 02:30 UTC

Upaya Nelayan Banyuwangi Menanam Terumbu Karang

Transplantasi terumbu karang. Foto: Ahmad Suudi

JATIMNET.COM, Banyuwangi - Kelompok Nelayan Samudra Bakti Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi melakukan sejumlah upaya untuk memperbanyak terumbu karang di kawasan Pantai Bangsring dan Pantai Cemara.

Kali ini mereka menggunakan batu kapur sebagai media tumbuhnya terumbu karang. Sebanyak 10 truk batu kapur disebar di kawasan konservasi laut seluas 15 hektare.

Batu itu ditenggelamkan di aera yang tidak memiliki terumbu karang hidup. Tujuannya agar tindakan penenggelaman batu kapur tidak merusak terumbu karang yang telah ada.

Batu gamping ini menjadi media alami pertama yang dimanfaatkan oleh nelayan setempat. Sifat alami batu yang langsung diambil dari alam itu diharapkan berefek pada mudahnya bibit karang untuk datang terbawa arus dan berkembang.

Upaya ini bukanlah kali pertama. Sebelumnya nelayan telah menggunakan sejumlah media buatan untuk memperbanyak terumbu. Ada yang terbuat dari bahan paralon, plastik, semen, hingga besi.

BACA JUGA: Indonesia Penyumbang Sampah laut Terbesar Kedua Sedunia

"Kita coba berbagai cara, dalam upaya penanaman karang," kata Ketua Kelompok Nelayan Samudra Bakti, Sukirno, Kamis 24 Januari 2019.

Nelayan setempat mulai memanam terumbu karang sejak tahun 2009. Transplantasi karang pertama kali dilakukan dengan cara mengikat 9 cangkokan karang dari indukan ke paralon yang telah dibentuk seperti meja.

Berikutnya menyusul 500 unit instalasi apartemen ikan berupa tower kubus berbahan plastik. Fungsinya sebagai tempat ikan bertelur dan bersembunyi dari pemangsa.

Juga terumbu karang buatan dari bahan cor semen yang difungsikan agar karang-karang kecil tersangkut dan berkembang. Terumbu karang buatan itu diolesi gula tetes tebu untuk merangsang pertumbuhan karang.

Nelayan juga pernah mencoba mengembangkan terumbu karang dengan menggunakan bahan cor yang dicampur abu pembakaran ampas tebu.

Dicoba pula teknologi Bio Rock berupa kubah dari kerangka besi yang dialiri listrik untuk mempercepat pertumbuhan karang. Hasilnya nelayan memiliki catatan tentang metode penanaman terumbu karang yang dirasa paling efektif. 

"Sementara yang terlihat efektif transplantasi, apartemen, dan terumbu karang buatan. Sedangkan Bio Rock kami nilai tidak efektif di sini sehingga sudah diangkat," kata Sukirno lagi.

Selain melakukan upaya mandiri, nelayan setempat juga berkolaborasi dengan korporasi. Kali ini ada 10 karang buatan yang ditenggelemkan hibah dari PT Pertamina (Persero).

Operational Head PT Pertamina TBBM Tanjung Wangi Abdul Rahman mengatakan pihaknya berupaya untuk turut melakukan upaya konservasi.

"Kita sudah PROPER (program penilaian kinerja lingkungan oleh KLHK) dengan program rehabilitasi lingkungan. Sasaran kita di ring satu, yakni Pantai Bangsring dan Pantai Cemara," kata Abdul.