Kamis, 23 October 2025 23:00 UTC
Ketua DPD Partai Golkar Jatim Ali Mufthi memberikan tausiyah dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional yang digelar oleh pengurus DPD Golkar Kabupaten Mojokerto. Foto: Hasan.
JATIMNET.COM, Mojokerto - DPD Partai Golkar Kabupaten Mojokerto menggelar Istigasah dan Refleksi Hari Santri, Kamis, 23 Oktober 2025. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN).
Acara yang berlangsung khidmat itu dihadiri sejumlah Ketua DPD Partai Golkar. Mereka adalah Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur (Jatim) Ali Mufhti, Ketua Golkar Kota Mojokerto, Jombang, Gresik, Lamongan, dan Sidoarjo.
Tidak ketinggalan, anggota DPR RI Fraksi Golkar Eko Wahyudi dan anggota DPRD Provinsi Jatim Sumardi turut hadir dalam Istigasah dan Refleksi Hari Santri tersebut.
Kegiatan ini menjadi momentum bagi keluarga besar Golkar untuk merefleksikan peran santri sebagai penjaga moral, persatuan, dan pertahanan bangsa.
BACA: Agus Wahjudi Resmi Pimpin Golkar Kota Mojokerto Periode 2025-2030
Dalam sambutannya, Ali Mufthi menegaskan bahwa nilai-nilai kesantrian adalah fondasi karakter bangsa. Ia juga mengisahkan masa kecilnya yang penuh semangat untuk menimba ilmu agama.
“Dulu itu, saya ini pengin mondok, biar bisa ngaji terus jadi guru ngaji. Minimal grup TPA lah ya, TPA di kampung asik gitu," ujarnya.
"Saya kecil tahun 70-an, 80-an di kampung. Di Musala habis subuh, habis magrib. Hari ini saya membutuhkan itu. Artinya, karena keikhlasan, karena kita ini punya akhlak, punya karakter, semangat mengabdi. Itu saya merasakan, Allah itu menata diri kita dengan sendirinya,” jelas Ali dalam tausiyahnya.
Ia menambahkan, karakter santri yang ikhlas dan berakhlak mulia menjadi modal penting dalam mengabdi kepada bangsa dan masyarakat.
“Santri tidak hanya berjuang di pesantren, tapi juga di berbagai lini kehidupan, termasuk politik, ekonomi, dan sosial,” tambahnya.
BACA: Nahkoda Baru Golkar Jatim, dari Pesantren untuk Masyarakat
Sementara itu, Ketua DPD Golkar Kabupaten Mojokerto Winajat menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen partai politik tersebut dalam meneladani semangat perjuangan santri yang cinta tanah air dan menjaga keutuhan NKRI.
“Santri adalah penjaga moral bangsa. Golkar melihat nilai-nilai santri, seperti keikhlasan, kesederhanaan, dan semangat pengabdian sebagai dasar membangun politik yang beretika dan berpihak pada rakyat,” ujarnya.
Winajat juga menegaskan, bahwa refleksi Hari Santri menjadi momentum untuk memperkuat semangat kader Golkar agar terus menebarkan nilai keagamaan, nasionalisme, dan gotong royong dalam setiap kerja politik.
Sementara itu, acara tersebut ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada tujuh perwakilan santri dari berbagai pondok yang telah menyampaikan aspirasinya terkait hari santri.
Selain itu, acara juga ditutup dengan pembacaan salawat serta istigasah. Hal ini sebagai bentuk harapan agar bangsa Indonesia selalu diberi keberkahan dan dijauhkan dari segala bentuk perpecahan.
Kegiatan ini juga mempertegas posisi Golkar sebagai partai yang menjunjung tinggi nilai religius dan nasionalisme, sejalan dengan spirit Hari Santri.
