
Reporter
A. BaehaqiKamis, 20 Desember 2018 - 07:44
Editor
Rochman AriefWakil Ketua KONI Jatim IV Bidang Pembinaan dan Prestasi Irmantara Subagio (kanan) membeber program olahraga tahun 2019. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Surabaya – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur berharap segera ada ketentuan tentang batasan usia pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/ 2020 di Papua.
“Saya berharap KONI Pusat segera mengeluarkan keputusannya terkait batasan usia atlet yang boleh diturunkan pada PON XX di Papua. Ini penting agar kami (daerah) juga bisa menyiapkan atlet,” kata Wakil Ketua KONI Jatim IV Bidang Pembinaan dan Prestasi Irmantara Subagio, Kamis 20 Desember 2018
Dijumpai di sela workshop Kesiapan Jawa Timur Menuju SEA Games 2019 aturan batasan usia baru diputuskan dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) Pengurus Besar PON XX. Kondisi ini dibarengi dengan belum dikeluarkannya regulasi batasan usia oleh KONI Pusat.
“Tuan rumah memang punya privilege (hak istimewa), tapi tidak juga menentukan semuanya,” ujar pria yang akrab disapa Ibag itu.
Batasan usia atlet yang turun di PON XX tidak ditampiknya menjadi bagian penting dalam pembinaan. Tetapi apabila tidak segera diputuskan, juga memberi dampak bagi daerah dalam melakukan persiapan.
“Kami berharap keputusan batasan usia seragram untuk semua cabang olahraga (cabor). KONI pusat harus menentukan PON dibawa ke mana. Sekarang ini ada satu cabor yang dibatasi 25 tahun, ada cabor yang usianya dibuka,” ungkap Dosen Universitas Negeri Surabaya itu.
Selain permasalah batas usia atlet, KONI Jatim juga dipusingkan dengan cabor apa saja yang dipertandingkan pada PON XX/Papua 2020 mendatang. Informasi yang diterima sampai sekarang sudah mencapai 40 cabor dari sebelumnya 35 cabor.
“Sekarang itu lebih dari 35 cabang olahraga, panjat tebing yang dua bulan lalu sempat tidak masuk, dimasukkan kembali,” tutur Ibag.
Terlepas dari itu, KONI Jatim tengah mematangkan persiapan PON XX/2020. Sederet program telah disiapkan untuk mulai dipraktikkan mulai awal tahun depan, seperti memasukkan teknologi dalam olahraga. Melalui jaringan daring, seluruh perkembangan atlet bisa terpantau.
“Latihan harus terkontrol lewat website, program latihan seluruh atlet bisa dievaluasi dan tanggapan terhadap program latihan yang diberikan dapat dicek melalui smartphone,” urainya.