‎JATIMNET.COM, Probolinggo - Pembuang bayi perempuan di Poskamling yang menggegerkan warga Desa Posangit Leres, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, pada Jumat dini hari lalu, 12 September 2025, akhirnya terungkap.
‎ 
‎Polisi memastikan bahwa bayi malang itu merupakan hasil hubungan sepasang remaja yang sama-sama masih berusia 17 tahun berasal dari Kota dan Kabupaten Probolinggo. Itu merujuk hasil penyelidikan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Probolinggo Kota.
‎
Keduanya nekat menutupi kelahiran bayi tersebut dengan cara yang terbilang tragis.
‎
‎Menurut keterangan polisi, bayi itu lahir di sebuah kamar kos di pinggiran Kota Probolinggo. Proses persalinan berlangsung tanpa bantuan tenaga medis, hanya dilakukan oleh kedua remaja tersebut.
‎
BACA: Geger Bayi Perempuan Ditemukan di Poskamling Desa Posangit Probolinggo

‎Demi menyamarkan suara jeritan dan tangisan, sang lelaki memutar musik dengan volume keras dan menyalakan keran air.
‎
‎Setelah bayi lahir, keduanya sepakat meninggalkan sang buah hati di Poskamling Desa Posangit Leres. Beruntung, bayi dengan berat 2,8 kilogram dan panjang 47 sentimeter itu segera ditemukan warga dalam keadaan selamat.
‎
‎Kapolres Probolinggo Kota AKBP Rico Yumasri mengatakan keberhasilan pengungkapan kasus ini tidak lepas dari keterangan sejumlah saksi dan rekaman CCTV di sekitar lokasi.
‎
‎Hingga saat ini, polisi telah memeriksa sedikitnya enam orang terkait peristiwa tersebut.
‎
‎“Status pelaku adalah anak berhadapan dengan hukum. Kami akan berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakatan Malang, Dinas Sosial Jawa Timur, serta Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo untuk penanganan terhadap bayi maupun kedua orang tuanya,” kata Rico, Senin, 22 September 2025.
‎
BACA: Gempar Bayi Ditemukan di Teras Rumah Warga Probolinggo, Ada Pesan di Dekat Bayi

‎Bayi perempuan itu kini mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas Sumberasih, Kabupaten Probolinggo.
‎
‎Tenaga medis terus memantau kondisinya dan pengawasan berada di bawah Dinas Sosial Jawa Timur dan Kabupaten Probolinggo.
‎
‎Kasus ini menyita perhatian publik karena melibatkan dua remaja yang masih berstatus pelajar.

Aparat menegaskan proses hukum tetap berjalan, namun aspek perlindungan anak juga menjadi prioritas utama dalam penanganan perkara tersebut.