Sabtu, 08 December 2018 13:05 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Surabaya – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membantah jika pekerja jembatan yang ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua di distrik Yigi, Kabupaten Nduga, adalah personel TNI.
“Tidak benar. Itu semua orang PU, bukan militer. Klaim mereka tidak betul, semua korban 19 orang itu dari PT Istaka Karya dan PU,” katanya saat ditemui di Surabaya, Sabtu 8 November 2018.
Dia kembali menegaskan korban yang dibunuh bukan personel TNI dan semuanya adalah pekerja yang tengah membangun jembatan. Adapun keterlibatan TNI terutama dari Bataliyon Zeni Tempur hanya untuk membuka jalan.
Kerjasama ini, menurut Basuki, sudah kerap diterapkan di wilayah lain terutama untuk membuka jalur baru. Pekerjaan baru dilakukan pihak PU seperti pengaspalan maupun pengerasan, setelah ada badan jalan.
“Bisa dicek itu bukan tentara. Soal kondisi terbaru di tempat kejadian, silahkan bertanya ke apparat penegak hukum. Saat ini masih ditangani (apparat penegak hukum),” ungkapnya.
Proyek pembangunan jalur Trans Papua saat ini sudah mencapai 70 persen. Meski ada peristiwa penembakan, Basuki memastikan pembangunan jalan akan terus dilanjutkan.
“Pasti dilanjutkan tapi Kami masih menunggu rekom dari Pangdam. Ya kira-kira satu atau dua minggu ke depan,” ujarnya. Lebih lanjut, pembangunan jalan Trans Papua akan tetap dilanjutkan dengan pengawalan dari pihak berwajib.
Untuk diketahui, sedikitnya 19 pekerja Trans Papua dibunuh oleh KKB di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Sejauh ini pemerintah masih mencoba menemukan korban lain.
Peristiwa ini terjadi tidak lama setelah perayaan hari ulang tahun Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) 1 Desember 2018. Para pekerja diserang dan akhirnya ditembak mati pada 2 Desember 2018.
