JATIMNET.COM, Malang – Cangkang telur merupakan limbah yang disebut-sebut memiliki kandungan kalsium tinggi dan baik bagi tubuh manusia. Informasi itu mendorong kelompok mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang mengolah cangkang telur menjadi permen.

“Penelusuran awal kami menunjukkan bahwa cangkang telur mengandung banyak kalsium yang baik terutama untuk tulang dan gigi pada manusia. Sayangnya, limbah ini belum dimanfaatkan secara maksimal” ujar Rizka selaku ketua tim dikutip dari laman resmi Kominfo Provinsi Jawa Timur, Senin, 29 Agustus 2022.

BACA JUGA : Mahasiswa STIE Perbanas Manfaatkan Kulit Telur Jadi Bedak Tabur

Hingga akhirnya, kolaborasi mahasiswa Fakultas Teknik dan Kedokteran UB menciptakan ‘eggshell candy’ yang kaya kalsium untuk anak. Mereka adalah Rizka Adintya Safira, Pradinska Nahda Wafiya, Silvia Dyah Pitaloka, Hizkia Kharah Anggi Sihombing, Indira Swastika Utama.

Permen sehat yang mereka buat memiliki tekstur kenyal dengan rasa stroberi, melon, dan jeruk. Produk ini terbuat dari ekstraksi cangkang telur yang ditambahkan dengan asam sitrat. Dengan demikian menghasilkan kalsum sitrat yang lebih mudah diserap oleh tubuh.

Permen ini dijual dengan harga terjangkau mulai Rp 3.000 per bungkus (isi dua butir) dan Rp 6.000 per bungkus (isi 5 butir). Eggshell candy bisa didapatkan secara daring di shopee dengan nama toko eggshellcandy.

Telur adalah salah satu bahan makanan yang banyak diminati masyarakat. Pada tahun 2020, konsumsi telur di Indonesia mencapai 28,16 kilogram per kapita per tahun. Dari data tersebut pastinya akan menimbulkan cangkang telur yang terbuang sia-sia. Padahal, dalam cangkang telur terdapat kalsium karbonat hingga 97 persen.

BACA JUGA : Pelajar Ponorogo Ciptakan Plastik dari Buah Naga yang Bisa Dikonsumsi

Indira menjelaskan hingga saat ini asupan kalsium anak Indonesia masih belum mencukupi kebutuhan kalsium harian. Dengan adanya permen ini, diharapkan mampu mencukupi 4 persen kalsium berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

“Kami harap, produk eggshell candy dapat menjadi alternatif baru dalam memenuhi asupan kalsium harian pada anak, terutama pada anak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa” tutup Silvia, salah satu anggota tim yang meraih pendanaan Pekan kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemenristekdikti ini.