Kamis, 01 August 2019 08:26 UTC
MASIH PEDAS. Naiknya harga cabai merah dan cabai rawit memicu inflasi pada bulan Juli. Foto: Dok.
JATIMNET.COM Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Juli tercatat 0,31 persen yang didorong kenaikan bahan makanan. Inflasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dalam dua tahun terakhir.
Kelompok bahan makanan memberi andil inflasi pada bulan Juli sebesar 0,17 persen. Sementara kelompok olahraga, rekreasi, dan pendidikan memberi andil inflasi sebesar 0,7 persen.
Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau memberi andil 0,4 persen. Angka tersebut sama dengan kelompok sandang dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, yang sama-sama memberi andil 0,4 persen.
BACA JUGA: Inflasi Juni Dalam Kendali
Adapun kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar -0,06 persen.
Berdasarkan catatan dari BPS, cabai rawit memberi andil inflasi 0,06 dan cabai merah berkontribusi inflasi 0,2 persen.
BPS juga mencatat inflasi bulan Juli tahun ini sedikit lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 0,55 persen. Tingginya inflasi pada bulan Juni bertepatan dengan hari raya Idul Fitri dan pendaftaran sekolah.
BACA JUGA: Naiknya Harga Emas Picu Inflasi di Jatim
Meski demikian, inflasi pada bulan Juli tahun ini lebih tinggi dibanding dua tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 inflasi tercatat 0,22 persen, sedangkan pada tahun 2018 sebesar 0,28 persen.
Sementara inflasi tahunan (year on year/ yoy), sebesar 3,32 persen atau lebih tinggi dibanding Juli 2018 yang mencapai 3,18. Namun lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi Juli 2017, yang tercapai 3,88.
Sebanyak 55 dari 82 kota mengalami inflasi, sedangkan 27 kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga (Sumatra Utara) 1,88 persen dan inflasi terendah terjadi di Makassar (Sulawesi Selatan) 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Tual (Maluku) -1,55 persen, dan deflasi terendah di Gorontalo (Gorontalo) -0,02 persen.